TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak rencana berdirinya negara Palestina setelah perang Hamas-Israel berakhir.
Tak hanya itu, Netanyahu juga bersumpah bakal menentang rencana Amerika Serikat (AS) perihal pendirian negara Palestina.
Sebelumnya, pemerintahan Presiden AS Joe Biden dilaporkan akan mengabaikan Netanyahu demi bisa mewujudkan solusi dua negara untuk mengatasi konflik Palestina-Israel.
Adapun Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan Israel tak mungkin bisa mendapatkan "keamanan yang nyata" tanpa adanya negara Palestina.
"Siapa pun yang berbicara tentang 'masa setelah Netanyahu' pada dasarnya berbicara mengenai pendirian negara Palestina dengan Otoritas Palestina," ujar Netanyahu dalam konferensi pers Kamis malam, (18/1/2024), di Pangkalan Militer Kirya, dikutip dari The Times of Israel.
Dia mengeklaim, sebagaian besar warga Israel menolak pendirian negara Palestina. Netanyahu juga mengaku akan terus menolaknya.
Menurutnya, konflik Palestina-Israel yang sudah berlangsung selama puluhan tahun bukan disebabkan oleh ketiadaan negara Palestina.
"Bukan karena ketiadaan sebuah negara, negara orang Palestina, tetapi lebih karena persoalan keberadaan sebuah negara, negara orang Yahudi," ujarnya.
Netanyahu mengatakan, Israel harus menegakkan "kontrol keamanan" atas semua wilauah di barat Sungai Yordan (maksudnya Israel, Tepi Barat, dan Gaza).
Dia mengakui, bahwa hal itu bertentangan dengan ide kedaulatan warga Palestina.
"Apa yang bisa kalian lakukan? Saya mengatakan kenyaataan ini kepada teman Amerika kita."
Baca juga: Israel Ngeyel, Netanyahu Disebut Beri Joe Biden Jari Tengah, AS Makin Frustrasi & Jengkel
Pekan lalu Netanyahu dilaporkan menolak proposal dari Blinken.
Dalam proposal itu disebutkan bahwa Arab Saudi akan menormalisasi hubungan dengan Israel jika Israel bersedia membuka jalan bagi pendirian negara Palestina.
AS frustrasi karena Israel ngeyel
Sementara itu, Joe Biden disebut makin frustrasi kepada Netanyahu.