News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Takut Diserang Putin, 3 Negara Eropa Bangun 600 Bunker di Perbatasan Rusia dan Belarus

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) bertemu tentara selama kunjungan di pusat pelatihan militer Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di luar kota Ryazan pada 20 Oktober 2022. -- 3 Negara Eropa takut diserang Putin, lalu bangun bunker untuk antisipasi serangan Rusia-Belarus.

TRIBUNNEWS.COM - Tiga negara Eropa, Estonia, Latvia dan Lituania sepakat untuk membangun serangkaian bunker di perbatasan mereka dengan Rusia dan Belarus.

Kementerian Pertahanan Estonia mengatakan keputusan ini demi mempertahankan diri dari militer Rusia dan Belarus, jika terjadi serangan di wilayah mereka.

Belarus merupakan sekutu Rusia, yang menyediakan tempat untuk Rusia meluncurkan serangan pertama ke Kyiv dan Kharkiv di Ukraina pada 24 Februari 2022.

Estonia, Latvia dan Estonia yang merupakan anggota NATO dan UE, menandatangani perjanjian pembangunan “instalasi pertahanan anti-mobilitas” di tahun-tahun mendatang.

“Negara-negara Baltik merupakan satu wilayah operasi, dan oleh karena itu instalasi pertahanan akan dibangun melalui koordinasi dengan Latvia dan Lituania,” kata Kementerian Pertahanan Estonia dalam sebuah pernyataan, Jumat (19/1/2024), dikutip dari The Moscow Times.

Menteri Pertahanan Estonia, Hanno Pevkur, mengatakan invasi Rusia ke Ukraina telah menunjukkan perlunya instalasi pertahanan fisik di perbatasan dengan Rusia dan Belarus, selain peralatan, amunisi, dan tenaga kerja.

Kementerian tersebut memperkirakan Estonia sendiri akan membangun sekitar 600 bunker beton, senilai 60 juta euro (± Rp1,3 triliun), di sisi perbatasannya dengan Rusia, menurut harian Estonia Postimees.

Sketsa yang diberikan oleh Kementerian Pertahanan Estonia menunjukkan bunker persegi panjang dipasang di dalam parit berbentuk T dan disamarkan dengan dedaunan.

Kementerian itu mengatakan akan bekerja sama dengan masyarakat lokal dan mencari kesepakatan dari pemilik tanah dalam proses pembangunan.

“Di masa damai, tidak ada bahan peledak, pemotongan kabel, atau penghalang lain yang ditempatkan di perbatasan Estonia. Sebaliknya, jaringan bunker, titik dukungan, dan jalur distribusi dibangun,” kata Hanno Pevkur.

Pengumuman ini muncul ketika para komandan senior NATO memperingatkan bahwa perang habis-habisan dengan Rusia bisa terjadi dalam waktu dekat.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-696: Rusia Tanam Ranjau Darat di Zaporizhzhia

Sementara itu, para pejabat Jerman berspekulasi bahwa konflik semacam itu bisa muncul dalam waktu lima tahun ke depan.

Menurut NATO, sekutu Barat harus bersiap untuk mempertahankan wilayah mereka dari jarak satu meter dari garis pantai dan perbatasan Rusia.

Mereka juga harus menyusun rencana pertahanan regional yang baru.

“Namun jika risiko (keamanan) sekecil apa pun muncul, kita akan lebih cepat bersiap menghadapi berbagai perkembangan,” tambah Hanno Pevkur.

Menteri Pertahanan Latvia Andris Spruds juga mengomentari pembangunan bunker di jejaring sosial X. 

“Kami akan menciptakan garis pertahanan Baltik untuk mempertahankan sisi timur NATO dan mencegah musuh kami bergerak bebas,” kata Andris Spruds dalam postingannya, Jumat.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini