“Menyerang markas besar [PMU] di Al-Qaim dan Jurf al-Nasr adalah sebuah serangan dan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Irak dan tidak membantu [meredakan ketegangan],” kata pejabat itu.
Dia menekankan kalau, “Alih-alih melakukan pengeboman dan menargetkan markas besar lembaga nasional Irak, pihak AS harus mengambil tindakan untuk menghentikan agresi terhadap Gaza."
Baca juga: Bombardir Yaman dari Darat, Laut, Udara, AS Cs Berdalih Mentok Bujuk Houthi: Israel Kok Bebas?
Pemerintah Irak sebelumnya menuntut agar tentara AS menghormati kedaulatan dan keamanan negaranya, sebagaimana Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani menekankan bahwa PMU adalah “bagian integral” dari angkatan bersenjata negara tersebut.
Sebagai bagian dari operasi Poros Perlawanan untuk mendukung rakyat Palestina, IRI (the Islamic Resistance in Iraq) – sebuah kelompok payung faksi bersenjata yang mencakup anggota PMU – telah melakukan sekitar 150 serangan terhadap pangkalan AS di Irak dan Suriah selama beberapa bulan terakhir.
Serangan terbaru terjadi pada Selasa pagi, dengan serangan roket menghantam ladang minyak Conoco yang diduduki AS di timur laut Suriah untuk kedua kalinya dalam tiga hari.
(oln/tc/*)