TRIBUNNEWS.COM - Para petani yang melakukan protes mengepung jalanan Paris pada Senin (29/1/2024).
Para petani menggunakan ratusan traktor dan tumpukan jerami untuk mengepung jalan raya menuju Paris.
Pengepungan yang disebut 'Operasi Pengepungan Paris' merupakan bentuk protes para petani Prancis tentang kebijakan pemerintah mengenai industri pertanian.
Saat ini, industri pertanian Prancis terguncang akibat terkena dampak perang Ukraina.
Aksi protes para petani Prancis ini terjadi ketika Paris bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas tahun ini dan juga menjadi minggu yang sulit bagi Perdana Menteri baru, Gabriel Attal.
Pada pekan lalu, Gabriel Attal sempat menjanjikan langkah-langkah untuk masa depan pertanian Prancis.
Oleh karena itu, para petani meminta Attal untuk memenuhi tuntutan mereka, yaitu produksi pangan harus lebih menguntungkan, lebih mudah, dan adil, dikutip dari AP News.
Tidak hanya mengepung jalanan, para pengunjuk rasa datang membawa cadangan makanan dan air serta tenda untuk tetap mempertahankan aksi protesnya.
Seorang petani kebun organik berusia 52 tahun, Christophe Rossignol, menjelaskan maksud aksi unjuk rasa mereka.
“Kami datang untuk membela pertanian Prancis,” kata Christophe Rossignol, dikutip dari LA Times.
Ratusan traktor terlihat membentuk barikade di sebelah timur Paris.
Baca juga: Ada Mossad dan CIA, Bos-bos Intelijen Kumpul di Prancis Bahas Situasi Gaza
Beberapa kendaraan membawa plakat yang menyatakan “Tidak ada makanan tanpa petani” dan “Akhirnya kita berarti kelaparan bagi Anda.”
Para pengunjuk rasa mengatakan mereka merasa diabaikan oleh para menteri yang mereka tuduh jarang pergi ke peternakan dan mengotori sepatu mereka.
Demo Menghambat Lalu Lintas
Otoritas lalu lintas Paris mengatakan jalan-jalan di Paris menjadi macet akibat demo.
Terutama di jalan raya A1 di utara bandara internasional utama kota itu, di jalan raya A4 dekat taman hiburan Disneyland di sebelah timur ibu kota, dan di jalan raya lain yang biasanya sibuk.
Pihak berwenang juga telah mengerahkan pasukannya sebanyak 15.000 untuk menghentikan upaya pengunjuk rasa memasuki Paris.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin, berjanji untuk tetap membuka dua bandara internasional utama di ibu kota, yaitu De Gaulle dan Orly.
Tidak hanya itu, ia juga berjanji akan melindungi salah satu penjual grosir makanan terbesar di benua itu, Pasar Internasional di Rungis.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)