Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Teroris Satoshi Kirishima (70), anggota "Front Bersenjata Anti-Jepang Asia Timur" ditemukan tewas di sebuah rumah sakit di Prefektur Kanagawa, Senin (29/1/2024) kemarin.
Satoshi Kirishima selama ini dicari karena keterlibatannya dalam salah satu dari serangkaian pemboman perusahaan yang terjadi pada 1970-an.
Baca juga: Dalam Sehari 10 Orang Terduga Teroris Diringkus di Solo Raya
Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo mengkonfirmasi identitas melalui tes DNA dan lainnya dan memastikan bahwa orang tersebut adalah Satoshi Kirishima.
Polisi akan mengirimkan dokumen ke pengadilan walaupun tersangka sudah meninggal.
Di antara serangkaian pemboman perusahaan yang disebabkan oleh ekstremis "Front Bersenjata Anti-Jepang Asia Timur" dari Showa 49 (1974) hingga tahun berikutnya, anggota Satoshi Kirishima dicari secara nasional karena dicurigai melanggar Peraturan Hukuman Kontrol Bahan Peledak karena terlibat dalam insiden di mana sebuah bom ditanam dan diledakkan di gedung "Institut Ekonomi Industri Korea" di Ginza, Tokyo, April 1975.
Menurut pihak yang terlibat dalam penyelidikan, pada tanggal 25 Januari 2024, Departemen Kepolisian Metropolitan menerima informasi bahwa seseorang yang mengaku sebagai Kirishima dirawat di rumah sakit di Prefektur Kanagawa.
Pihak kepolisian langsung berusaha untuk memastikannya melalui tes DNA.
Satoshi Kirishima didiagnosis menderita kanker stadium akhir dan sedang menjalani perawatan, tetapi meninggal pada Senin (29/1/2024) pagi.
Diketahui Satoshi Kirishima telah bekerja sebagai live-in di sebuah perusahaan terkait teknik sipil di Kota Fujisawa, Prefektur Kanagawa dengan nama samaran "Hiroshi Uchida" selama beberapa dekade.
Baca juga: Seorang Anggota Kelompok Separatis Teroris Papua Tewas Saat Baku Tembak dengan TNI di Intan Jaya
Dia mengatakan ingin menggunakan nama aslinya di akhir hidupnya.
Departemen Kepolisian Metropolitan percaya bahwa ada kemungkinan besar bahwa tersangka adalah Kirishima.
Hampir setengah abad telah berlalu sejak kejadian itu, dan seseorang yang mengaku sebagai tersangka yang telah melarikan diri tiba-tiba muncul.
Akito Ishibashi (64), yang kehilangan ayahnya dalam pemboman gedung Mitsubishi Heavy Industries pada Agustus 1949 oleh anggota lain dari kelompok ekstremis "Front Bersenjata Anti-Jepang Asia Timur", mengomentari tersangka Kirishima, "Jika orang ini adalah tersangka Kirishima, saya ingin dia menjelaskan kejadian itu dengan benar."