News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Dikabarkan Didepak Zelensky, Siapakah 'Jenderal Besi' yang Lebih Populer dari Presiden Ukraina?

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima perang Ukraina Valery Zaluzhny

TRIBUNNEWS.COM -- Perpecahan di pemerintahan Ukraina kian memuncak. Presiden Volodymyr Zelensky dikabarkan segera memecat panglima perangnya Valery Zaluzhny.

Hal tersebut dilakukan karena Jenderal Zaluzhny menolak lemgser, setelah ditawarkan mengundurkan diri oleh Zelensky.

Di tengah peperangan yang melanda Ukraina dengan Rusia, dua pucuk tertinggi di negeri tersebut justru tidak kompak.

Baca juga: Ukraina Sudah Punya 880 Ribu Tentara, Zelensky Akan Tambah Serdadu Lebih Banyak

Zelensky yang dianggap sebagai boneka Barat terus menginginkan perlawanan terhadap Rusia, meski sumber daya sudah hampir habis.

Sementara Zaluzhny yang memimpin tentara Ukraina sejak sebelum invasi Rusia pada Februari 2022 menyatakan pesimismenya dengan cara Zelensky memimpin perlawanan Ukraina.

Jenderal Besi

Jenderal berusia 51 tahun ini bukanlah jenderal biasa.

Ia menjadi simbol perlawanan Ukraina terhadap Rusia dan sangat dicintai warga negara itu, bahkan kepopulerannya melebihi sang presiden.

Kepemimpinannya berhasil menahan gempuran pasukan Vladimir Putin yang hampir menguasai Kiev pada awal Rusia menginvasi Ukraina.

Bahkan karena keberhasilannya mengusir Rusia dari Kiev, Zaluzhny mendapat julukan baru yaitu 'Jenderal Besi'.

Zaluzhny lahir di pangkalan militer Soviet di Novograd-Volynsky di barat laut Ukraina pada 8 Juli 1973.

Ia memimpin mengusir separatis yang didukung oleh Rusia dari Ukraina timur pada 2014 lalu. Zaluzhny dipromosikan menjadi panglima angkatan bersenjata Ukraina pada Juli 2021 oleh Zelensky.

Namun perpecahan keduanya mulai terjadi sejak Zelensky mulai mengkritik soal keputusannya dalam melakukan perlawanan terhadap Rusia.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-705: Zelensky Sebut Perang Dunia 3 Dimulai saat Rusia Serang NATO

Saat itu, Zalushny mengumumkan pembatasan pergerakan cadangan antara berbagai bagian negara.

"Sesulit apa pun bagi kami, (perang ini) pasti tidak akan membuat kami malu," tulisnya kala itu.

Media Barat, Financial Times dan Economist menyebut keduanya diperkirakan bakal menjadi rival dalam pemilihan presiden (pilpres) jika bisa dilaksanakan tahun ini.

Sumber-sumber dua media ternama tersebut menyebut bahwa Zelensky pada Senin (29/1/2024) telah bertemu dan menawarkan Valery Zaluzhny untuk mengundurkan diri dari jabatan.

Namun sumber anomim tersebut mengatakan Zaluzhny menolak mentah-mentah tawaran tersebut.

The Economist bahkan mengklaim telah mengonfirmasi jika Zaluzhny ditawari untuk memimpin Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional negara tersebut, namun menolak usulan tersebut.

Sementara media di Kiev,dan saluran Telegram, mengutip berbagai sumber politik dan militer, melaporkan bahwa Zaluzhny akan kehilangan pekerjaannya.

Sebagai tanggapan, Kementerian Pertahanan Ukraina mengeluarkan pesan yang tidak jelas di Telegram: “Para jurnalis yang terhormat, kami membalas Anda semua sekaligus: Tidak, itu tidak benar.”

Sementara Ukrainska Pravda menyebutkan sumber tingkat tinggi di tim Zelensky meyakinkan bahwa hingga malam tanggal 30 Januari, belum ada keputusan yang disiapkan tentang pemecatan Zaluzhnyi.

Meski demikian, media tersebut mengatakan skenario pemecatan panglima tertinggi militer Ukraina tersebut masih bisa terjadi.

Juru bicara Zelensky, Sergey Nikiforov, juga mengatakan bahwa presiden “tidak memecat panglima tertinggi.” Badan sensor yang dikelola pemerintah Ukraina, CSCIS, menyebut rumor pengunduran diri Zaluzhny “mengganggu stabilitas” dan “mendemoralisasi.”

Ketika laporan tentang pemecatan sang jenderal menyebar dengan cepat, dua sumber lainnya mengatakan kepada FT bahwa meskipun nasibnya tampaknya telah diputuskan, Zelensky mungkin mengizinkan Zaluzhny untuk mempertahankan pekerjaannya “untuk beberapa waktu” untuk menghindari skandal yang lebih luas.

Saingan Zelensky dalam Pemilu

Panglima tersebut dipandang sebagai saingan politik potensial Zelensky, mengingat popularitasnya di kalangan pemilih Ukraina.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Institut Sosiologi Internasional Kiev (KIIS), yang dirilis pada bulan Desember, menemukan bahwa meskipun kepercayaan publik terhadap Zelensky turun menjadi 62 persen dari 84% pada tahun lalu, Zaluzhny dipercaya oleh 88% responden.

Dikutip dari Russia Today, Zelensky dan Zaluzhny berselisih mengenai potensi melampaui batas peran mereka dalam lingkup masing-masing.

Ketegangan antara keduanya dilaporkan semakin dalam pada bulan November, ketika pemimpin Ukraina itu marah setelah sang jenderal menggambarkan situasi di medan perang dengan Rusia sebagai “jalan buntu.”

Awal bulan ini, Bloomberg melaporkan bahwa pendukung utama Kiev, AS, khawatir bahwa “perbedaan” antara Zelensky dan Zaluzhny “memperlambat upaya untuk mengkristalkan strategi baru” setelah serangan balasan Ukraina tahun lalu gagal memberikan hasil yang diinginkan.

Sumber BBC mengatakan ada dua kemungkinan utama yaitu mitra Barat Kyiv melakukan intervensi, atau ada masalah dengan penunjukan Panglima Tertinggi yang baru.

The Economist mencatat bahwa ada dua calom pengganti Zaluzhny.

Keduanya adalah Olexander Syrskyi, 58 tahun, kepala angkatan darat Ukraina. Ia tidak populer di kalangan militer karena pendekatannya yang keras terhadap peperangan.

Kedua adalah Kyrylo Budanov, 38 tahun, Kepala Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina.

Kyrylo tidak pernah memimpin angkatan bersenjata konvensional atau organisasi beranggotakan satu juta orang, sehingga ada spekulasi bahwa kepala DIU telah menolak untuk mengambil jabatan Panglima Tertinggi. (Ukrainska Pravda/Russia Today/The Economist/Financial Times)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini