TRIBUNNEWS.COM - Israel lagi-lagi membuat iklan propaganda terkait Hamas dan viral di media sosial.
Dikutip dari Aljazeera, video iklan tersebut mengajak penontonnya untuk mengimajinasikan bahwa Gaza tanpa kehadiran Hamas akan seperti "surga".
Pada awal video terlihat bentangan pantai dan anak-anak hingga orang dewasa yang tersenyum bahagia.
Kemudian, pengisi suara dalam iklan tersebut mengajak masyarakat untuk mengunjungi Gaza dengan latar belakang pantai dan bangunan tinggi yang membentang.
"Marilah kunjungi Gaza yang indah," ucap pengisi suara tersebut.
"Anda dapat menginap di salah satu dari hotel bintang lima yang kita miliki dan mencicipi makanan terbaik Timur Tengah," sambungnya.
Cuplikan video pun berlanjut ketika memperlihatkan seorang pria yang disebut sebagai salah satu militan Hamas.
Lalu, pengisi suara mengungkapkan segala keindahan di Gaza akan terwujud jika tidak ada Hamas.
"Beginilah kondisi Hamas yang akan terwujud tanpa adanya Hamas," kata pengisi suara tersebut.
Baca juga: Siasati Blokade Houthi di Laut Merah, Israel Gunakan Jalur Darat Angkut Barang Impor Via Yordania
Video pun berlanjut dengan penggambaran militan Hamas yang menenteng senjata roket.
Tak hanya itu, iklan tersebut turut memperlihatkan pimpinan Hamas, Yahya Sinwar yang menggendong anak kecil dan menenteng senjata laras panjang.
Video iklan pun berakhir dengan penegasan bahwa tanpa Hamas, Gaza akan menjadi lokasi yang nyaman bagi siapapun.
Penegasan tersebut diperlihatkan lewat penggambaran orang-orang yang tersenyum bahagia.
Berdasarkan penelusuran Aljazeera, video iklan ini sempat disiarkan oleh jaringan televisi AS, Hulu pada pekan lalu.
Menanggapi iklan propaganda dari Israel tersebut, ahli disinformasi digital, Marc Owen Jones menyebut bahwa video itu manipulatif.
"Ini salah satu jenis iklan yang sangat manipulatif di mana Gaza akan layaknya seperti surga jika tidak ada Hamas," kata Jones.
Dia menganggap, lewat video propaganda ini, Israel tengah berusaha untuk menghindari tanggung jawab yang dipikulnya setelah melakukan genosida di Gaza.
"Ini jelas merupakan upaya untuk mencoba membelokan segala tanggung jawab atas genosida yang dilakukan Israel di Gaza," tuturnya.
Jones juga menegaskan video iklan pariwisata ini telah memenuhi unsur propaganda dari Israel.
Sementara terkait iklan disiarkan di negara-negara Barat, Jones menganggap iklan ini bertujuan untuk semakin meyakinkan masyarakat di negara-negara tersebut bahwa agresi Israel di Gaza dan memusnahkan Hamas adalah tindakan yang benar.
Padahal, sambungnya, mayoritas masyarakat di negara-negara Barat mendukung terwujudnya gencatan senjata di Gaza.
"Kita tahu bahwa mayoritas dari masyarakat di negara-negara Eropa dan AS mendukung adanya gencatan senjata. Apakah mereka benar-benar percaya bahwa Israel tengah berupaya melakukan pembersihan etnis, itu adalah hal yang sulit."
"Namun, saya bakal mengungkapkan bahwa ada semacam dampak selanjutnya. Saya berpikir bagi orang-orang yang tidak sepenuhnya paham tentang kerumitan yang terjadi juga akan terdampak (iklan propaganda Israel) tersebut," jelas Jones.
Di sisi lain, Hulu selaku jaringan televisi yang menyiarkan iklan propaganda tersebut belum memberikan pernyataannya.
Israel Susupi Game Ponsel Anak-anak dengan Iklan Propaganda
Sebelumnya, Israel juga menyusupi game ponsel dengan iklan propaganda pada akhir Oktober 2023 lalu.
Dikutip dari Reuters, ada tujuh game yang teridentifikasi telah disusupi dengan iklan propaganda Israel dengan narasi anti Hamas.
Adapun ketujuh game tersebut adalah Puzzel, Angry Birds, Alice's Mergeland, Stack, Balls 'n Ropes, Solitaire: Card Game 2023, dan Subway Surfers.
Penyusupan iklan anti Hamas ini terdeteksi di beberapa negara Eropa seperti Prancis, Inggris, Australia, Jerman, dan Belanda.
Kasus ini pertama kali ditemukan oleh seorang ibu bernama Maria Julia Assis ketika putranya yang masih berumur enam tahun menghampirinya dengan wajah pucat dan takut.
Maria mengungkapkan sang anak merasa takut ketika tengah bermain game Puzzel di ponsel miliknya dan tiba-tiba muncul video yang menunjukkan Hamas tengah menyerang keluarga Israel.
Baca juga: 15 Tentara Israel Dihabisi Brigade Al-Qassam, Brigade Al-Quds Bunuh 10 Lainnya di Khan Yunis
Kemudian, video tersebut juga menampilkan layar hitam dengan pesan yang diduga berasal dari Kementerian Luar Negeri Israel dengan tulisan: "Kami pastikan mereka yang berbuat kejam mendapat imbalan setimpal".
Selain itu, iklan tersebut juga menuding Hamas sebagai organisasi teroris.
Selanjutnya, terlihat pula adanya video yang memperlihatkan penyerangan roket, ledakan, hingga sekelompok pasukan yagn mengenakan masker.
Alhasil, Maria pun langsung menghapus game tersebut.
Dia mengaku kaget terkait munculnya iklan propaganda Israel tersebut bisa muncul di game ponsel yang diperuntukan untuk anak-anak.
Terlepas dari hal tersebut, Kepala Digital Kementerian Luar Negeri Israel, David Sarangan, tidak membantah terkait adanya video iklan propaganda tersebut.
Namun, dia mengklaim tidak mengetahui jika iklan tersebut bakal muncul di berbagai game yang dimainkan anak-anak.
David mengungkapkan iklan itu bertujuan untuk mengadvokasi masyarakat yang memang tengah digencarkan oleh pihaknya.
Dia membeberkan penyebaran iklan propaganda tersebut telah menelan biaya sebesar 1,5 juta dollar AS dan dimulai sejak serangan roket Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
"Kami ingin dunia tahu apa yang terjadi di Israel," tuturnya.
Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan akibat agresi Israel, lebih dari 27.000 orang tewas termasuk 11.500 anak-anak per Jumat (2/2/2024).
Di sisi lain, Mahkamah Internasional (ICJ) telah memutuskan bahwa Israel melakukan genosida di Gaza lewat gugatan yang dilayangkan oleh Afrika Selatan.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel