TRIBUNNEWS.COM - Kebakaran hutan melanda perbukitan pesisir tengah Chile, Amerika Selatan sejak hari Jumat (2/2/2024).
Menteri Dalam Negeri Chile, Carolina Tohá pada Sabtu (3/2/2024) mengatakan, kobaran api telah melahap 92 hutan di Chile karena suhu yang luar biasa tinggi.
Akibat api yang melahap hutan-hutan di Chile, 51 orang tewas.
Presiden Chile, Gabriel Boric mengatakan jumlah korban kemungkinan akan bertambah.
Kobakaran api juga melahap 1.000 rumah warga di bagian wilayah Valparaiso, Chile tengah, dikutip dari Reuters.
“Kondisi Valparaiso adalah yang paling rentan,” kata Toha.
Tidak hanya itu, derah di sekitar kota wisata pesisir Vina del Mar adalah daerah yang juga terkena dampak paling parah.
Saat ini, tim penyelamat berjuang untuk mencapai semua daerah yang terkena dampak kebakaran.
Pihak berwenang juga mendesak masyarakat untuk tidak meninggalkan rumah mereka sehingga mobil pemadam kebakaran, ambulans dan kendaraan darurat lainnya dapat melewatinya dengan lebih mudah, dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Chile, Kembangkan Pasar Ekspor untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Tiga tempat perlindungan telah didirikan di wilayah Valparaíso, dan 19 helikopter serta lebih dari 450 petugas pemadam kebakaran telah dikerahkan ke wilayah tersebut untuk mengendalikan kobaran api.
Kebakaran terjadi di pegunungan yang sulit dijangkau dan berdampak pada lingkungan yang dibangun dalam kondisi berbahaya di tepi Viña del Mar.
Kebakaran yang melahap 92 hutan dan berdampak pada sekitar 43.000 hektar lahan ini mengakibatkan listrik padam di Chile.
Kebakaran juga menghanguskan 4 rumah sakit, 3 panti jompo dan dua terminal bus.
Kekeringan dan suhu yang lebih panas karena cuaca El Nino ini telah melanda bagian Amerika Selatan.
Oleh karena itu, ini meningkatkan risiko kebakaran hutan.
Pada Januari 2024, sebanyak 17.000 hektar hutan di Kolombia terbakar akibat cuaca panas.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)