TRIBUNNEWS.COM -- Rencana Presiden Volodymyr Zelenskyy untuk mencopot panglima militer Jenderal Valery Zaluzhny belum terlaksana, Ukraina justru kehilangan seorang menterinya.
Yuliia Laputina, Menteri Urusan Veteran Ukraina, memutuskan untuk mengundurkan diri.
Dilaporkan oleh Ukrainska Pravda, Laputina mengundurkan diri pada Senin (5/2/2024).
Baca juga: Pasukan Garis Depan Temui Jalan Buntu, Ini yang Dilakukan Ukraina Hingga Terus Rugikan Rusia
Tidak ada keterangan mengenai alasan pengunduran dirinya Laputina, namun diyakini hal itu terkait dengan upaya Zelensky untuk melakukan pengaturan ulang politik negeri itu.
Hal tersebut juga tercermin dari pidato sang presiden saat mengomentari pengunduran diri Menteri Urusan Veteran.
Zelensky mengaku telah melakukan diskusi dengan Perdana Menteri Denys Shmyhal dan saya membahas perlunya memperkuat kebijakan mengenai para veteran.
"Langkah-langkah yang akan mengatasi permasalahan yang ada di bidang ini dan menanamkan kepercayaan pada rakyat kita. Langkah-langkah menuju pengaturan ulang, dan tidak hanya di bidang ini," kata Zelensky dalam pidatonya, Selasa (6/2/2024).
Ia menyebutkan, masalah mundurnya menteri tersebut semata-mata persoalan manajerial.
"Ukraina membutuhkan kekuatan, energi segar, dan kepemimpinan yang memadai di segala bidang. Kita harus memenangkan perang ini. Dan [kita harus] memanfaatkan tahun ini sebaik-baiknya, melampaui dan melampauinya," ujarnya.
Yuliia Laputina mengajukan pengunduran dirinya pada 5 Februari lalu. Dia diangkat menjadi Menteri Urusan Veteran oleh Verkhovna Rada (Parlemen) pada 18 Desember 2020.
Karir Laputina sebelumnya adalah seorang peneliti di salah satu lembaga penelitian, pada tahun 1992 dia menjadi petugas di Dinas Keamanan Ukraina (SBU).
Baca juga: Populer Internasional: Hamas Kerahkan Polisi di Gaza - Inggris Ingin Kirim Tentara NATO ke Ukraina
Ia memegang posisi manajerial dalam struktur SBU, bertanggung jawab antara lain pada kontra intelijen. Selama perang di Donbas, dia memimpin satuan tugas untuk dinas di dalam ATO (operasi anti-teroris).
Pada Maret 2020, Laputina dipromosikan menjadi mayor jenderal SBU, sembilan bulan berikutnya, dia menjadi Menteri Urusan Veteran di pemerintahan Denys Shmyhal.
Ingin Jenderal Sergey Shaptala Lengser
Selain panglima Zaluzhny, Zelensky juga dikabarkan bakal mendepak jenderal lainnya yaitu Sergey Shaptala yang saat ini menjabat sebagaikeala staf umum militer Ukraina.
Laporan itu muncul setelah Zelensky pekan lalu mengakui bahwa ia bermaksud memecat komandan tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran berita RAI TG1 Italia pada hari Minggu, Zelensky mengumumkan bahwa ia berencana melakukan perombakan terhadap para pejabatnya.
Zelensky mengatakan pergantian terhadap kepemimpinan negara tersebut sudah saatnya dilakukan.
Ia juga menyebut bahwa perubahan ini tidak akan terjadi “tentang satu orang saja.” Namun dia tidak menyebutkan nama spesifiknya.
Mengutip sumber-sumber di pemerintahan Ukraina, Zaluzhny mungkin bukan satu-satunya yang dipecat di tengah pembersihan Zelensky dan menyarankan agar Sergey Shaptala, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Umum, juga akan meninggalkan posisinya awal minggu ini.
“[Nasib] semua orang belum diputuskan,” kata sumber tersebut kepada outlet tersebut.
Rumor pengunduran diri Shapatala tampaknya sebagian terkonfirmasi oleh postingan dari Zaluzhny, yang mengunggah foto bersama rekannya pada hari Senin, mengucapkan selamat ulang tahun dan menulis: “Ini masih akan sulit bagi kami, tetapi kami tidak akan pernah malu.”
Adapun Zaluzhny sendiri, saat ini belum jelas kapan ia akan meninggalkan jabatannya dan posisi apa yang mungkin ia ambil di masa depan.
Menurut beberapa laporan media, dia akan diberhentikan minggu lalu.
Namun, setelah informasi pemecatannya bocor ke pers, Zelensky tampaknya menunda keputusan tersebut.
Menurut anggota parlemen Rada Evgeny Shevchenko, Zaluzhny berpotensi mengosongkan posisinya dalam beberapa hari ke depan.
Itu setelah dia dikabarkan setuju menjadi duta besar negara tersebut untuk Inggris.
Shevchenko mencatat bahwa posisi seperti itu pada dasarnya adalah “pensiun politik.”
Tidak jelas siapa yang berpotensi menggantikan komandan militer tertinggi Ukraina, namun menurut Washington Post, Zaluzhny yakin tidak ada perubahan dalam kepemimpinan yang akan menghasilkan perbaikan cepat di medan perang.
Zelensky dan Zaluzhny mengalami perselisihan besar setelah serangan balasan Kiev yang gagal pada musim panas.
Zaluzhny menggambarkan situasi medan perang sebagai “jalan buntu,” sementara Zelensky dengan keras menolak penilaian ini, terutama mengingat berkurangnya dukungan dari pendukung Barat di Kiev.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia telah menyatakan bahwa pasukannya saat ini mengadakan “inisiatif strategis di seluruh jalur kontak.”
Dikutip dari Russia Today, Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu mengatakan Kiev kehilangan lebih dari 23.000 tentara bulan lalu. Pada bulan Desember, kementerian memperkirakan bahwa sejak awal konflik, lebih dari 383.000 tentara Ukraina telah tewas atau terluka. (Ukrainska Pravda/Russia Today)