News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Reporters Without Borders Mengutuk Pemberantasan Jurnalisme di Gaza oleh Israel, 124 Jurnalis Tewas

Penulis: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejak serangan 7 Oktober 2023 hingga 26 Januari lalu, angka kematian jurnalis di Gaza melonjak jadi 120 orang. Jumlah jurnalis Palestina yang gugur dalam serangan Israel di Jalur Gaza bahkan lebih banyak dibanding jumlah jurnalis yang meninggal dalam tugas di seluruh dunia pada 2021 dan 2022.

Reporters Without Borders Mengutuk Pemberantasan Jurnalisme di Gaza oleh Tentara Israel

TRIBUNNEWS.COM- Organisasi para wartawan, Reporters Without Borders mengutuk pemberantasan jurnalisme Israel di Gaza.

Reporters Without Borders (RSF) mengutuk apa yang mereka sebut sebagai pemberantasan jurnalisme dan hak atas informasi di Gaza oleh tentara Israel, Anadolu Agency melaporkan.

“Wartawan Palestina terbunuh, terluka dan dilarang bekerja tanpa adanya kemungkinan perlindungan yang aman,” kata RSF yang berbasis di Paris dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

Mereka meminta organisasi-organisasi internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel agar segera menghentikan pembantaian.

“Wartawan dihancurkan seiring dengan berlalunya hari-hari perang yang tak berkesudahan ini, melalui serangan Israel yang tak henti-hentinya dari utara hingga selatan Jalur Gaza,” kata pernyataan itu.

RSF menambahkan bahwa para jurnalis yang bertahan selama empat bulan ini hidup dalam 'neraka' sehari-hari, karena mereka menderita kekurangan dalam segala hal, terutama peralatan, serta pemadaman media yang sering terjadi.

Baca juga: Pakar PBB Kecam Serangan Membidik Jurnalis di Gaza, 122 Orang Telah Tewas

Mengingat bahwa mereka mengajukan dua pengaduan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan berulang kali mengajukan banding ke negara-negara dan organisasi internasional, LSM tersebut mengatakan bahwa mereka, sekali lagi, mendesak Dewan Keamanan PBB untuk “segera menegakkan Resolusi 2222 (2015) tentang perlindungan jurnalis.”

Kelompok ini juga menyinggung situasi di Rafah, wilayah yang sebelumnya digambarkan oleh Israel sebagai “zona keamanan”, dan mencatat bahwa sebagian besar jurnalis, yang harus mengungsi ke selatan Gaza, mengungsi di Rafah, tempat mereka tinggal. titik penyeberangan dengan Mesir masih ditutup.

Mengutip Sindikat Jurnalis Palestina (PJS), pernyataan tersebut mengatakan bahwa sekitar 50 media lokal dan internasional di Gaza telah “seluruhnya atau sebagian” dihancurkan oleh tentara Israel sejak 7 Oktober, “selain jumlah korban tewas yang mengerikan”.

Pada hari Kamis, seorang jurnalis Palestina lainnya tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza, sehingga jumlah korban tewas menjadi 124 sejak 7 Oktober.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina, Hamas, pada bulan Oktober, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.

Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.

Setidaknya 27.840 warga Palestina telah terbunuh dan 67.317 lainnya terluka dalam serangan gencar Israel, menurut otoritas kesehatan setempat.

Sekitar 85 persen warga Gaza terpaksa mengungsi akibat serangan Israel, sementara semuanya mengalami kerawanan pangan, menurut PBB. Ratusan ribu orang hidup tanpa tempat berlindung dan ⁠kurang dari setengah truk bantuan yang memasuki wilayah ini dibandingkan sebelum konflik dimulai.

(Sumber: Middle East Monitor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini