TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Iran dituduh telah merekrut Muslim Syiah Inggris yang mengunjungi tempat-tempat keagamaan di Iran dan Irak untuk memata-matai orang-orang Yahudi dan pembangkang Iran yang tinggal di Inggris.
Tuduhan itu disampaikan media Inggris, Daily Mail, hari Jumat, 9 Februari 2024.
Warga negara Inggris tersebut didekati oleh perekrut dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), kata pejabat Israel dan Inggris kepada Daily Mail.
Seorang pejabat Israel mengatakan kepada surat kabar Inggris tersebut bahwa Israel telah memberikan “jumlah peringatan yang lebih tinggi dari biasanya” kepada Inggris tentang potensi serangan oleh Iran atau proksinya.
“Kami tidak mengetahui jumlah agen Iran di Eropa dan Inggris, namun yang diperlukan hanyalah satu orang yang berhasil lolos,” kata salah satu sumber kepada Daily Mail dikutip Jerusalem Post.
Pada tahun lalu, para pejabat Inggris telah berulang kali menyatakan keprihatinannya mengenai rencana rezim Islam untuk menargetkan para pembangkang Iran di Inggris.
Pada bulan Desember, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron memanggil Kuasa Usaha Iran di London Mahdi Hosseini Matin setelah ITV menerbitkan laporan yang merinci bagaimana mata-mata Iran berencana membunuh dua presenter yang bekerja untuk saluran berita Iran International, menurut The Telegraph.
Baca juga: Utusan Iran: Israel Kalah di Perang Gaza, Kekuatan Milisi Multifront Baru 20 Persen Dikerahkan
Laporan ITV mengungkapkan, mata-mata Iran menawarkan $200.000 kepada penyelundup manusia untuk membunuh dua presenter Iran International dalam upaya untuk menunjukkan kepada para kritikus rezim Islam bahwa mereka "dapat menyakiti mereka kapan saja."
Penyelundup tersebut, yang bekerja sebagai "agen ganda" untuk badan intelijen Barat, memberikan rincian kepada ITV tentang rencana tersebut, yang menunjukkan bahwa Unit 840 Korps Garda Revolusi Islam Iran berada di balik upaya pembunuhan tersebut.
Baca juga: Hadapi Gertakan AS, Iran Ajak Rusia dan China Latihan Perang Lagi Sebelum Akhir Maret Ini
Pada akhir tahun 2022, The Sunday Times melaporkan bahwa ratusan jurnalis dan aktivis politik di Inggris telah menerima surat dari polisi kontraterorisme Inggris yang memperingatkan bahwa mereka mungkin menjadi sasaran Iran karena penentangan mereka terhadap Republik Islam.
Menteri Intelijen Iran Esmail Khatib saat itu mengeluarkan ancaman terhadap Inggris dan Iran International.
“Inggris akan menanggung tindakan yang diambil untuk membuat Iran tidak aman,” kata Khatib., menambahkan bahwa "agen" saluran berita tersebut akan dikejar oleh intelijen Iran.