News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Banyak Warga Sipil Berjatuhan di Gaza, Uni Eropa Desak Amerika Setop Kirim Bantuan Militer ke Israel

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang gadis Palestina memeriksa kerusakan di reruntuhan sebuah bangunan di Rafah, di Jalur Gaza bagian selatan pada 12 Februari 2024,

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS – Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyampaikan seruan terselubung kepada Amerika Serikat (AS) untuk segera mengurangi pasokan senjata ke Israel karena tingginya korban sipil dalam perang di Gaza.

Borrell ingat bahwa Presiden AS Joe Biden pekan lalu mengatakan respon Israel terhadap serangan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023 “terlalu berlebihan”.

Pejabat AS dan Barat lainnya telah berulang kali mengatakan terlalu banyak warga sipil yang terbunuh di Gaza.

Baca juga: Hamas: 3 Sandera Tewas, 5 Terluka dalam Serangan Israel di Jalur Gaza

“Yah, jika Anda yakin bahwa terlalu banyak orang yang terbunuh, mungkin Anda harus mengurangi jumlah senjata untuk mencegah begitu banyak orang terbunuh,” kata Borrell kepada wartawan setelah pertemuan para menteri bantuan pembangunan Uni Eropa di Brussels, Senin (12/2/2024).

“Jika masyarakat internasional percaya bahwa ini adalah pembantaian, bahwa terlalu banyak orang yang terbunuh, mungkin kita harus memikirkan penyediaan senjata,” sambungnya.

Borrell juga mengkritik tajam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dengan mengatakan dia tidak mendengarkan permohonan untuk berbuat lebih banyak guna melindungi warga sipil.

"Semua orang pergi ke Tel Aviv, memohon 'tolong jangan lakukan itu, lindungi warga sipil, jangan bunuh begitu banyak'. Berapa banyak yang mereka bunuh? Apa standarnya?" kata Borrell, berbicara dengan nada emosional.

“Netanyahu tidak mendengarkan (kepada) siapa pun,” imbuhnya.

Ketika ditanya mengenai pernyataan Borrell, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller justru membela kebijakan pemerintahan Biden, dengan mengatakan kebijakan tersebut memberi pemerintah “kemampuan maksimal” untuk berhasil memengaruhi Israel.

"Kami belum membuat penilaian bahwa itu adalah langkah yang akan lebih berdampak dibandingkan langkah-langkah yang telah kami ambil," kata Miller.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini