News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pejuang Gaza Masih Mampu Bertahan Lama, Milisi Perlawanan: Israel Mau Akali Dokumen Paris

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina Hamas.

Pejuang Gaza Masih Mampu Bertahan Lama, Milisi Perlawanan: Israel Mau Akali Dokumen Paris

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah narasumber dari pihak milisi Perlawanan Palestina di Gaza mengatakan kalau Israel sedang berusaha untuk 'melubangi' proposal gencatan senjata yang dikenal dengan nama 'Dokumen Paris'.

Pihak milisi perlawanan menyebut, Israel berusaha mengakali proposal perjanjian agar tidak memenuhi syarat yang diminta oleh pihak Perlawanan.

Baca juga: Hamas Cs Setuju Klausul Proposal Gencatan Senjata, Siapa yang Bisa Jamin Israel Tak Ingkar?

Baca juga: Hamas Cs Rembuk di Gaza: Kartu AS di Tangan, No Deal dengan Israel Kalau Hal Ini Tidak Terjadi

Laporan itu dilansir Al Mayadeen pada Selasa (13/2/2024) .

"Israel sedang berusaha untuk melubangi isi Dokumen Paris dan mencapai kemajuan dalam pertukaran tawanan tanpa "membayar harga yang diminta oleh Perlawanan"," tulis laporan tersebut mengutip narasumber dari pihak milisi perlawanan Palestina di Gaza yang menolak disebutkan namanya.

Sebagai informasi, Dokumen Paris mencakup proposal kesepakatan pertukaran tahanan tiga tahap.

Namun usulan tersebut tidak memenuhi syarat yang diminta Perlawanan, karena tidak mencantumkan persyaratan gencatan senjata secara penuh dan menyeluruh dan penarikan pasukan IDF secara total dari Gaza.

Hamas menyampaikan tanggapannya kepada para mediator pekan lalu, dengan mengatakan pihaknya telah melakukan pendekatan terhadap proposal tersebut “secara positif” dan memasukkan sejumlah poin perubahan yang dianggap sebagai syarat yang tidak dapat dinegosiasikan.

Baca juga: Kalah Telak, Media Israel: Kesepakatan Gencatan Senjata Baru, Nama-Nama Besar Palestina Bakal Bebas

Poin perubahan yang dimasukkan ke proposal itu oleh Hamas Cs termasuk tuntutan gencatan senjata yang komprehensif dan menyeluruh, berakhirnya agresi, mengamankan bantuan, tempat tinggal, dan rekonstruksi, selain mencabut pengepungan di Gaza, dan menyelesaikan proses perjanjian pertukaran tahanan.

Situasi di Palestine Square di Kota Gaza saat pembebasan tawanan perang Israel oleh Brigade Al-Qassam dan diserahkan ke Palang Merah, di Palestine Square, pusat Kota Gaza, pada 27 November 2023. Tampak sejumlah anggota pasukan Brigade AL-Qassam, sayap militer Hamas, target nomor satu Israel dalam bombardemen tanpa henti selama 50 hari, masih bisa ke luar dari sarangnya untuk melakukan pertukaran tawanan. (Motasem A Dalloul/Middle East Monitor)

Perlawanan Masih Mampu Bertahan Lama

Laporan Al Mayadeen pekan lalu menyebut, para narasumber di pihak Perlawanan menjelaskan kalau tanggapan positif mereka terhadap proposal gencatan senjata di Dokumen Paris tidak berarti kalau Perlawanan telah melemah atau kehilangan kemampuan untuk berperang.

Pihak milisi perlawanan Gaza bahkan menekankan kalau mereka masih memiliki kemampuan dan tenaga militer, yang memungkinkan mereka untuk melakukan konfrontasi dalam jangka waktu yang paling lama. .

Mengulangi pendirian pihak milisi Perlawanan Gaza, sumber-sumber menyatakan meskipun mereka sangat ingin memastikan keberhasilan upaya mediasi, pihak Perlawanan tidak akan berkompromi soal tuntutannya, juga tidak akan memberikan kesempatan kepada Israel untuk memperoleh keuntungan politik setelah kegagalan militernya terkait bombardemen di Jalur Gaza.

Dalam hal perkembangan medan perang, para kelompok perlawanan Gaza menekankan, kerugian yang diterima oleh Tentara Israel di Khan Younis jauh lebih besar daripada apa yang diumumkan secara publik.

Baca juga: Tentara Israel Kena Sergap Besar-besaran di Khan Yunis: IDF Butuh Berjam-jam Evakuasi Korban

Pihak milisi perlawanan Gaza juga menambahkan kalau unit elite IDF, yang diandalkan sebagai pengganti tentara regulernya, menghadapi masalah logistik dan operasional yang signifikan. 

Dokumen Paris ini dihasilkan sebagai hasil pertemuan para pejabat tinggi intelijen dari Mesir, Qatar, Amerika Serikat, dan Prancis di Paris pada akhir Januari lalu.

Pendudukan Israel menolak perubahan yang dilakukan Perlawanan terhadap proposal asli Dokumen Paris yang menuntut gencatan senjata penuh sebagai prasyarat untuk langkah lebih lanjut.

(oln/almydn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini