TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melegalkan pemakaian ganja (kanabis) untuk pengobatan atau ganja medis.
Undang-Undang legalisasi ganja medis tersebut telah diteken untuk mengatur peredaran ganja dalam bidang kedokteran, industri, dan ilmu pengetahuan.
Pelegalan ganja medis tersebut diungkapkan dalam situsnya Verkhovna Rada atau parlemen Ukraina dikutip dari Ukrainska Pravda, Jumat (16/2/2024).
Baca juga: Putin Tuduh Pemerintah Ukraina Disusupi Nazi Anti-Rusia sejak Uni Soviet Runtuh
Zelensky menandatangani aturan baru mengenai pemakaian ganja tersebut pada 13 Februari 2024 lalu.
Verkhovna Rada mendukung aturan baru tersebut dan Undang-Undang legalisasi ganja medis tersebut akan berlaku enam bulan kemudian.
Sebelumnya, Undang-Undang ini sempat menjadi kontroversi. Pada 22 Desember 2024, faksi Batkivshchyna sempat memblokir penandatanganan RUU tersebut.
Namun, pada 16 Januari 2024, parlemen membuka blokir penandatanganannya dengan menolak resolusi Batkivshchyna.
Sementara Russia Today mengabarkan, para pembuat undang-undang kini akan menyusun peraturan yang diperlukan untuk mengizinkan impor produk berbasis ganja, karena pengembangan budidaya dalam negeri akan memakan waktu lebih lama.
“Rancangan undang-undang tentang pengaturan peredaran tanaman dari kelas rami telah ditandatangani oleh presiden,” kata parlemen Ukraina dalam sebuah pemberitahuan pada hari Kamis.
Baca juga: Biaya Mobilisasi 500.000 Tentara Bisa Membengkak 4 Kali, Ukraina Diminta Cetak Uang
Anggota parlemen Ukraina mengadopsi RUU tersebut dengan suara 248-16 pada bulan Desember.
Undang-undang tersebut akan berlaku dalam enam bulan dan akan mengatur peredaran tanaman rami untuk “keperluan medis dan industri, (serta) kegiatan ilmiah dan ilmiah-teknis” untuk memperluas “akses pasien terhadap pengobatan yang diperlukan untuk penyakit onkologis dan gangguan stres pasca-trauma akibat perang,” menurut teks tersebut.
Seorang “penasihat ganja medis independen Eropa,” Hanna Hlushchenko, yang telah bekerja dengan lobi pro-ganja Ukraina, mengatakan kepada Forbes bahwa “perkiraannya adalah produk pertama akan dipasarkan pada Q3 atau Q4 tahun ini.”
Presiden Zelensky telah mempromosikan tindakan tersebut sebagai cara bagi warga Ukraina untuk menghilangkan rasa sakit dan kecemasan, dengan alasan bahwa Ukraina harus mengikuti contoh Barat.
“Semua praktik terbaik di dunia, semua kebijakan paling efektif, semua solusi, tidak peduli betapa sulit atau tidak biasa hal tersebut bagi kita, harus diterapkan di Ukraina,” kata Zelensky kepada parlemen negara itu tahun lalu.
Kritik terhadap peraturan tersebut, termasuk mantan Perdana Menteri Yulia Timoshenko, berpendapat bahwa undang-undang tersebut memiliki kelemahan dan akan memungkinkan “bisnis narkoba dan mafia narkoba bernilai triliunan dolar” untuk menyuap jalan mereka ke negara tersebut.