News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

RS Nasser di Gaza Dituduh Jadi Tempat Persembunyian, Hamas Sebut Tuduhan Israel sebagai Kebohongan

Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Kerusakan di sebuah ruangan setelah pemboman Israel di rumah sakit Nasser di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 17 Desember 2023. Penggerebekan yang dilakukan Israel mengakibatkan kekacauan dan kepanikan di Rumah Sakit Nasser.

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, Kamis (15/2/2024).

Penggerebekan yang dilakukan Israel itu mengakibatkan kekacauan dan kepanikan di Rumah Sakit Nasser.

Israel mengatakan, pihaknya meluncurkan "misi yang tepat dan terbatas" di Rumah Sakit Nasser.

Israel pun mengklaim pihaknya memiliki informasi intelijen.

Tentara Israel menuduh Hamas menggunakan kompleks medis tersebut untuk menahan tawanan, tapi mereka belum memberikan bukti atas klaim itu.

Hamas juga disebut bersembunyi di antara warga sipil yang terluka.

Mengenai tuduhan Israel, Hamas menolak klaim tersebut dan menyebutnya sebagai "kebohongan".

Direktur RS Nasser menyebut, kondisi di dalam rumah sakit itu "bencana dan sangat berbahaya", seperti diberitakan BBC.

Tentara Israel telah mengepung fasilitas medis tersebut selama berminggu-minggu, mengisolasi ribuan pasien, staf medis, dan keluarga pengungsi.

Dikutip dari Al Jazeera, dalam rekaman video yang terverifikasi menunjukkan mereka yang mencoba melarikan diri pada hari Kamis, diserang setelah meninggalkan rumah sakit.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra mengatakan pasukan Israel memaksa 95 petugas medis, 191 pasien, dan 165 pengungsi ke sebuah bangunan tua di pusat medis dalam 'kondisi yang keras' tanpa air, makanan atau susu untuk anak-anak.

Baca juga: Saat Israel Kacau, Yair Netanyahu Malah Hidup Mewah AS, Dijaga 2 Anggota Shin Bet

“Kompleks Medis Nasser menyaksikan situasi bencana dan mengkhawatirkan karena berkurangnya kapasitas medis karena bahan bakar akan habis dalam 24 jam ke depan, yang secara langsung mengancam nyawa pasien, termasuk enam orang yang menggunakan alat bantu pernapasan di ruang perawatan intensif dan tiga anak di ruang perawatan intensif inkubator,” ungkap al-Qudra dalam sebuah pernyataan, Kamis.

Penggerebekan tersebut telah membuat pasien dan pekerja medis mengungsi karena kondisi yang mengerikan dan berat.

“Saya pergi bersama suami saya yang buta. Saya sedang melakukan cuci darah ginjal."

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini