TRIBUNNEWS.COM - Banyak cerita mengharu biru yang dirasakan oleh sekitar 1,4 juta warga Gaza yang kini terus terpojok dan menghuni kamp pengungsian di kota kecil Rafah di Gaza Selatan.
Di tengah ancaman hujan rudal dan bom yang sewaktu-waktu ditembakkan tentara Israel terhadap tenda darurat mereka, seorang bayi warga Palestina lahir di kamp pengungsian ini.
Bayi yang diberi nama Arkan tersebut lahir selamat dari rahim ibunya yang merupakan warga Gaza utara dan kini mengungsi di Rafah.
Arkan dilahirkan oleh ibunya yang menderita kelelahan di pengungsian karena fasilitas yang amat serba terbatas dan mengalami kekurangan gizi.
Wanita tersebut melahirkan dikelilingi anak-anaknya di dalam tenda yang dingin.
Arkan yang disandang bayi ini merupakan makna doa orangtuanya kepada sang bayi yang berarti ‘tiang’, tiang iman, tiang pengharapan, dan tiang ketabahan.
Baca juga: Israel Cemas Yahya Sinwar Sudah Melarikan Diri dari Rafah ke Mesir Bersama Sandera Hamas
Ayah bayi ini juga menjadi pengungsi. Dia merupakan keluarga miskin dari Gaza utara.
Saat Arkan lahir, pria itu langsung memeluknya dan mengumandangkan adzan ke telinga Arkan.
“Dengan cara ini, Arkan akan tumbuh menjadi kuat dan penuh dengan iman," ujarnya lirih.
Arkan datang untuk menyebarkan harapan di kamp pengungsi yang hancur dan puluhan ribu anak-anak Gaza terbunuh, terluka atau hilang di bawah reruntuhan bangunan yang sebagian besar hancur.
Baca juga: Tembok Tujuh Meter di Rafah dan Perjanjian Rahasia Mesir-Israel-AS Buat Hancurkan Hamas
Para perempuan pengungsi dari seluruh kamp datang ke tenda untuk membantu ibu baru tersebut. Mereka berbagi remah roti, selimut tambahan, dan air.
Arkan belum terdaftar dengan nama sebenarnya dan belum memiliki akta kelahiran, karena Israel telah menghancurkan semua fasilitas pemerintah di Gaza dan menutup atau membom semua rumah sakit.
(fin/PC)