TRIBUNNEWS.COM - Setelah berhari-hari mengalami konflik panas akibat ketidakpastian hasil Pemilu, situasi dan kondisi politik di Pakistan tampaknya bakal segera mereda dan menemui titik terang.
Hal ini terjadi setelah dua partai politik utama di Pakistan mengklaim bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dan persetujuan resmi untuk membentuk pemerintahan koalisi pada hari Selasa (20/2/2024)
Kesepakatan antara Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang dipimpin oleh Bilawal Bhutto Zardari dan Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PMLN) ini pun juga mengakhiri periode ketidakpastian dan perundingan setelah pemilihan pada tanggal 8 Februari.
Dikutip Tribunnews dari Al-Jazeera, Bhutto Zardari selaku pemimpin PPP mengkonfirmasi koalisi tersebut dalam konferensi pers di Islamabad.
PPP dan PMLN juga sepakat bahwa mantan Perdana Menteri Shehbaz Sharif akan menjadi calon perdana menteri dari koalisi tersebut.
Dia juga menyatakan bahwa ayahnya, Asif Ali Zardari, akan menjadi calon presiden koalisi itu.
Shehbaz Sharif, adik dari Nawaz Sharif, mengatakan bahwa kedua partai tersebut memiliki dukungan yang cukup untuk membentuk pemerintahan dan juga mendapat dukungan dari partai-partai kecil lainnya.
Keterlambatan dalam pembentukan pemerintahan sempat menimbulkan kekhawatiran publik karena di saat bersamaan Pakistan sedang menghadapi krisis ekonomi.
Bhutto Zardari menyatakan bahwa partai-partai tersebut akan menekan untuk membentuk pemerintahan secepat mungkin.
Sesuai dengan konstitusi negara, sebuah sesi parlemen harus dipanggil paling lambat pada tanggal 29 Februari dan setelah itu pemungutan suara untuk perdana menteri baru akan dilakukan.
Pengumuman ini datang setelah 10 hari negosiasi intensif menyusul pemilihan tanggal 8 Februari lalu yang tidak bisa menghasilkan Majelis Nasional lantaran tidak ada partai yang berhasil memperoleh 134 kursi yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan sendiri.
Baca juga: Hasil Pemilu Pakistan 2024: Partai Pemenang Masih Harus Bentuk Koalisi
Seperti diketahui sebelumnya, Kandidat independen yang bersekutu dengan partai politik utama lainnya yakni Partai Tehreek-e-Insaf (PTI) memenangkan sebagian besar parlemen dengan 93 kursi.
Namun demikian, partai yang dipimpin mantan Perdana Menteri Imran Khan ini tidak memiliki cukup dukungan atau partai politik atau koalisi yang memungkinkan mereka untuk memerintah.
Kandidat yang bersekutu dengan PTI terpaksa maju sebagai independen menghadapi pembatasan negara terhadap partai tersebut.
PMLN adalah partai terbesar dengan 79 kursi, dan PPP berada di urutan kedua dengan 54.
Mereka bersama dengan empat partai kecil lainnya memiliki mayoritas yang nyaman di legislatif dengan total 264 kursi.
(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)