Sementara media ‘15min’ mengabarkan mantan presiden mahkamah konstitusi Lituania, Dainius Zalimas, menuliskan sebuah postingan di Facebook untuk tentara bayaran yang terbunuh tersebut.
“Sangat menyakitkan” untuk menulis tentang kematian “teman dan kawan kita,” kata Zalimas.
Tumas telah berperang untuk pasukan Ukraina sejak November, dan meninggalkan seorang istri dan dua anak, kata Zalimas.
Sebelumnya diberitakan Russia Today, wakil kepala Staf Umum Rusia, Kolonel Jenderal Sergey Rudskoy, mengatakan sejumlah pasukan NATO berperang melawan tentara Rusia dalam konflik tersebut “dengan menyamar sebagai tentara bayaran.”
Mereka adalah pasukan terlatih yang memiiki spesialisasi tertentu. Pasukan asing itu mengendalikan sistem pertahanan udara dan rudal, sekaligus menjadi bagian dari detasemen penyerangan Kiev.
Sebagai contohnya, mereka menjadi operator penyerangan dengan rudal dan drone ke wilayah-wilayah Rusia.
Tergiur Gaji Besar
Meski risikonya adalah pulang tinggal nama, profesi sebagai tentara bayaran di Ukraina terus diminati oleh sebgaian orang di dunia. Pasalnya, profesi tersebut menjanjikan penghasilan besar.
Seperti diberitakan oleh AP , puluhan veteran militer asal Kolombia telah terbujuk untuk ikut berperang membela Ukraina.
Mereka terbujuk dengan gaji yang besar dan aksi perjuangan di garis depan. Keluarga pun dijanjikan akan dijamin bila kelak mereka tewas dalam perjuangan tersebut.
Media asal AS tersebut mengabarkan sebanyak 50 tentara bayaran asal Kolombia mengalami luka-luka dalam serangan Rusia.
Mereka dirawat di sebuah rumah sakit yang namanya dirahasiakan. Salah satu dari mereka mengklaim bahwa unitnya sendiri mencakup 100 rekan senegaranya.
Laporan tersebut menampilkan banyak foto para pejuang asing.
AP mengabarkan bahwa ribuan veteran militer Kolombia diperkirakan telah menjadi tentara bayaran di UKraina.
Yang mereka kejar adalah penghasilan berkali lipat dari gaji yang diterima saat di negaranya.