TRIBUNNEWS.COM -- Anggota NATO membantah pernyataan Perdana Menteri Prancis Emmanuel Macron bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara tersebut akan mengerahkan pasukannya melawan Rusia.
Associated Press (AP) memberitakan NATO hingga saat ini belum merencanakan untuk mengirimkan pasukan ke Ukraina.
NATO merupakan pendukung utama Ukraina dalam peperangan melawan Rusia dan hingga saat ini belum memberikan dukungan tentara.
Baca juga: Makin Banyak Warga Rusia dan Ukraina Tinggal di Bali, Harga Sewa Properti Ikut Terkerek
Negara-negara NATO selama ini hanya memberikan bantuan berupa dana dan senjata.
"Kami telah melakukan hal itu (bantuan dana dan senjata) sejak tahun 2014 dan meningkatkannya setelah invasi besar-besaran. Namun tidak ada rencana untuk mengerahkan pasukan tempur NATO di Ukraina,” kata Sekjen NATO Stoltenberg.
Hal serupa diungkapkan oleh Inggris yang mengungkap tak ada bala bantuan personel militer ke Kiev.
“Di luar jumlah personel yang kami miliki di negara ini yang mendukung angkatan bersenjata Ukraina, kami belum memiliki rencana untuk mengerahkan pasukan dalam skala besar,” kata juru bicara kantor Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
Dalam perang Ukraina, Inggris telah mengirimkan personel sebagai instruktur untuk pelatihan perang dan tidak berencana menambah lagi.
Selain itu, Inggris juga telah mengirimkan sejumlah persenjataan dan perbekalan untuk peperangan.
Inggris telah memberikan hampir 10 miliar dolar AS bantuan militer untuk upaya perang Ukraina, menurut data yang disediakan oleh Kiel Institute Jerman.
Baca juga: Taipan Logam Terbesar Rusia Yuri Antipov Ditangkap, Melakukan Privatisasi Ilegal Bersama Istri
Kementerian Pertahanan Inggris mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka akan menyediakan tambahan $311 juta pada tahun depan untuk membantu mengurangi kekurangan amunisi artileri di Ukraina.
Pada Senin lalu, Macron bertemu dengan beberapa pemimpin NATO dan Uni Eropa di Paris.
Usai pertemuan, PM Prancis mengatakan mereka akan melakukan segalanya untuk mencegah Rusia memenangkan perang.
Meskipun tidak ada konsensus mengenai pengiriman pasukan Barat untuk membantu Kiev, pemimpin Prancis tersebut mengklaim bahwa dia tidak dapat mengesampingkan kemungkinan tersebut.