Angkatan Laut Iran Sita Kapal Kargo AS Advantage Sweet Beserta Minyak-minyaknya
TRIBUNNEWS.COM - Pengadilan Hukum Hubungan Internasional (Cabang 55) Teheran, memutuskan untuk memerintahkan penyitaan terhadap Kapal Tanker bermuatan minyak milik Amerika Serikat di Teluk Persia.
Keputusan pengadilan itu juga memerintah agar muatan kapal ini disita. Dikabarkan, kapal kargo pengangkut minyak beserta muatannya yang disita bernilai 50 juta dolar AS atau setara Rp 785,6 miliar.
Baca juga: Sebut AS-Inggris yang Rusak Kabel Internet Bawah Laut, Yaman: Kapal Mau Lewat Harus Izin Houthi
Menurut laporan IRNA Rabu (6/3/2024), seperti dilansir PT, keputusan ini merujuk pada gugatan yang diajukan para pasien pengidap Epidermolisis bulosa (EB) Pengadilan Hukum Hubungan Internasional (cabang 55) Teheran.
Gugatan ini bermula saat negara-negara barat, khususnya Amerika Serikat, memberi sanksi terhadap Iran yang berujung pada pelarangan penjualan obat-obatan yang dibutuhkan oleh perusahaan Swedia untuk pasien EB di Iran.
Dampak sanksi ini dilaporkan menimbulkan kerusakan fisik dan mental bagi para pasien EB tersebut.
"Para pasien EB mengajukan gugatan anti-Amerika di Pengadilan Hukum Hubungan Internasional (cabang 55) Teheran.Berdasarkan hal tersebut, dengan tindak lanjut hukum yang dilakukan oleh kuasa hukum perkara tersebut, akhirnya Pengadilan Hubungan Internasional (Cabang 55) Tehran memerintahkan penyitaan muatan minyak Amerika dari kapal 'Advantage Sweet' di Teluk Persia beserta muatannya," tulis laporan IRNA dikutip PT.
Baca juga: Ingatkan Kejadian Tahun 2000, Anggota Parlemen Hizbullah ke Israel: Senjata Kelas Berat Belum Keluar
Penyakit EB merupakan penyakit genetik langka yang menyebabkan kulit anak menjadi sangat rapuh dan muncul luka dan lepuh yang menyakitkan di permukaannya seperti luka bakar derajat 3.
Kondisi ini biasanya terjadi pada masa bayi atau anak usia dini.
Dengan demikian, anak-anak pengidap penyakit EB di Iran menghadapi banyak kesulitan dan masalah akibat sanksi Barat.
Ditangkap Setelah Diklaim Bertabrakan dengan Kapal Angkatan Laut Iran
Angkatan laut Iran menyita Kapal Tanker Advantage Sweet kapal tanker minyak di Teluk Oman pada Kamis, 27 April 2023.
Saat itu, Armada ke-5 angkatan laut AS mengumumkan, Kapal Advantage Sweet berbendera Pulau Marshall ditangkap pada pukul 13:15. waktu setempat sekitar 40 mil sebelah timur Fujairah, UEA di selatan Selat Hormuz, menurut data lalu lintas kapal dagang dari Marine Traffic.
Kapal tanker minyak itu berangkat dari Kuwait dan menuju Houston, menurut data perjalanan.
“Advantage Sweet disita oleh Angkatan Laut Republik Islam Iran saat transit di perairan internasional di Teluk Oman. Kapal tanker minyak mengeluarkan panggilan darurat selama penyitaan. Armada ke-5 AS sedang memantau situasi,” bunyi pernyataan Armada ke-5 AS yang telah direvisi saat itu.
“Dalam dua tahun terakhir, Iran secara tidak sah telah menyita setidaknya lima kapal komersial yang berlayar di Timur Tengah,” tambah pihak AS.
Media Iran mengatakan penyitaan kapal tanker itu adalah akibat dari tabrakan semalam antara Advantage Sweet dan kapal Iran yang tidak dikenal.
“[Sebuah] kapal tak dikenal bertabrakan dengan kapal Iran tadi malam di Teluk Persia, menyebabkan beberapa awak Iran hilang dan terluka,” bunyi laporan itu.
Menurut manajer kapal tanker tersebut, Advantage Sweet sedang dikawal ke pelabuhan Iran dengan awak 24 orang.
“Keselamatan dan kesejahteraan anggota kru kami yang berharga adalah prioritas nomor satu kami,” demikian bunyi pernyataan Advantage Sweet.
“Pengalaman serupa menunjukkan bahwa awak kapal yang dibawa dalam keadaan seperti itu tidak berada dalam bahaya,” tulis laporan tersebut.
Angkatan bersenjata Garda Revolusi Iran (IRGC) diketahui memang telah menyerang dan menyita serangkaian kapal tanker sebagai bagian dari ketegangan yang sedang berlangsung antara Teheran dan Barat.
Selain penyitaan kapal tanker, IRGC juga terlibat dalam beberapa serangan drone mematikan terhadap kapal-kapal yang memiliki hubungan bisnis dengan Israel, musuh utama mereka di kawasan yang saat ini membombardir Gaza.
“Meskipun penangkapan kapal tanker berbendera Kepulauan Marshall menandai aktivitas pertama yang dilakukan Iran pada tahun 2023, penangkapan kapal tanker dan gangguan lalu lintas maritim telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebijakan keamanan Iran, terutama selama periode ketegangan puncak seperti selama Perang Dunia II, Perang Iran-Irak, sanksi minyak, dan periode tekanan maksimum pasca-2019,” kata Behnam Ben Taleblu, pakar Iran di Yayasan Pertahanan Demokrasi, dilansir USNI News.
Analis itu menyebut, Iran punya pola untuk mengadili kapal-kapal berentitas musuh di pengadilan mereka dan menerapkan hukuman berdasarkan keputusan pengadilan tersebut, sebuah hal yang belakangan terbukti setelah putusan terkait penyitaan Kapal Advantage Sweet.
“Meski pers Iran menuduh ada tabrakan antara kapal tanker dan kapal Iran pada malam sebelumnya, Teheran telah lama menyerang kapal tanker dan kapal tanker minyak berbendera asing sebagai cara untuk mengadili konflik dengan musuh. Ini kemungkinan merupakan kelanjutan dari pola tersebut,” kata Behnam Ben Taleblu.
(oln/USNI/PT/*)