News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pembicaraan Gencatan Senjata Terhenti, Hamas: Keputusan Ada di Tangan AS untuk Tekan PM Israel

Penulis: Nuryanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Tentara Israel beroperasi di lapangan di Jalur Gaza pada 26 Februari 2024. Pembicaraan antara Hamas dan mediator internasional di Kairo belum menghasilkan terobosan.

TRIBUNNEWS.COM - Negosiasi untuk menengahi gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas di Gaza tampaknya terhenti.

Perundingan gencatan senjata dilakukan beberapa hari sebelum batas waktu tidak resmi yaitu awal Ramadhan.

Pembicaraan dua hari antara Hamas dan mediator internasional di ibu kota Mesir, Kairo, belum menghasilkan terobosan signifikan.

Hal ini setelah Israel menolak mengirim delegasi ke putaran perundingan terakhir.

“(Benjamin) Netanyahu tidak ingin mencapai kesepakatan dan keputusan sekarang ada di tangan Amerika untuk menekan Perdana Menteri Israel agar kembali ke meja perundingan," kata Basem Naim, Kepala Divisi Politik Hamas di Gaza, Rabu (6/3/2024), dikutip dari The Guardian.

Al-Qahera News Mesir, yang dekat dengan badan intelijen Mesir, mengatakan negosiasi sulit dilakukan namun terus berlanjut.

Informasi ini mengutip seorang pejabat senior yang tidak disebutkan namanya.

Sebelumnya, para pejabat Mesir mengatakan, perundingan selama tiga hari dengan Hamas mengenai gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera Israel, berakhir tanpa terobosan pada Selasa (5/3/2024).

Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir telah menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mencoba menengahi kesepakatan antara Israel dan Hamas.

Hamas diminta membebaskan hingga 40 sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata selama sebulan, pembebasan beberapa tahanan Palestina, dan masuknya bantuan untuk mengatasi bencana kemanusiaan di Gaza.

Namun, dua pejabat Mesir mengatakan putaran terakhir diskusi telah berakhir.

Baca juga: Israel Disebut Ingin Kurangi Populasi di Gaza Utara, Intensifkan Serangan dan Tingkatkan Kelaparan

Hamas disebut telah menolak untuk melepaskan sekitar 100 sandera yang disanderanya, dan sekitar 30 sandera lainnya.

Penolakan itu kecuali Israel mengakhiri serangannya, menarik diri dari wilayah tersebut, dan melepaskan sejumlah besar tahanan Palestina, termasuk militan senior yang menjalani hukuman seumur hidup.

Juru bicara Hamas, Jihad Taha, mengatakan negosiasi sedang berlangsung, tetapi keputusan ada di tangan Israel.

Menurutnya, Israel sejauh ini menolak tuntutan Hamas agar orang-orang yang meninggalkan Gaza utara diizinkan kembali, jaminan gencatan senjata, serta penarikan penuh.

“Hamas terbuka terhadap proposal dan inisiatif yang konsisten dengan posisinya yang menyerukan gencatan senjata, penarikan diri, pemulangan pengungsi, masuknya konvoi bantuan dan rekonstruksi,” kata Taha, Selasa, seperti diberitakan AP News.

Update Perang Israel-Hamas

Dilansir Al Jazeera, masyarakat di Gaza menunggu hasil perundingan gencatan senjata di tengah berlanjutnya serangan Israel.

Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan konvoi bantuan ditolak masuk ke Gaza utara oleh militer Israel.

WFP mengatakan untuk menghindari kelaparan, harus ada akses jalan ke utara Gaza.

Hamas menyebut perundingan gencatan senjata sedang berlangsung, tetapi keputusan ada di tangan Israel.

Baca juga: Hamas: AS Muka 2, Kirim Bantuan ke Jalur Gaza tapi Tetap Persenjatai Israel

Ilustrasi - Anak-anak Palestina membakar ban sebagai protes terhadap kenaikan harga makanan dan persediaan karena kekurangan, pada 28 Februari 2024. (AFP/MOHAMMED ABED)

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengatakan hambatan terhadap gencatan senjata bukannya tidak dapat diatasi.

Sebuah pemboman Israel telah menewaskan seorang pejuang Hizbullah, istri, dan putra mereka di desa Hula, Lebanon selatan.

Setidaknya 30.717 warga Palestina telah tewas dan 72.156 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini