TRIBUNNEWS.COM - Kondisi warga Gaza, Palestina, memprihatinkan. Mereka kesulitan makanan, air, dan obat-obatan agar dapat bertahan hidup. Di sisi lain Israel terus melancarkan serangan ke wilayah tersebut.
Amerika Serikat bersama sekutunya, Arab dan Eropa, berinisiatif mengirimkan bantuan untuk meringankan penderitaan warga Gaza.
Namun, Hamas menilai ada yang lebih penting daripada mengirim bantuan.
"Kami mengatakan kepada Washington, yang lebih penting daripada mengirimkan bantuan adalah menghentikan pasokan senjata ke Israel,” kata pejabat senior Hamas Osama Hamdan seperti dikutip Al-Arabia.
Menghentikan pasokan senjata ke Israel tentu saja akan berdampak pada jalannya perang di masa mendatang.
Jika itu dilakukan AS, tentu saja kekuatan militer Israel akan melemah dan berpeluang memunculkan keputusan gencatan senjata.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Desember tahun lalu memastikan Israel menerima pasokan senjata selama pertempuran berkecamuk di Gaza.
Kepastian itu disampaikan Biden hingga Hamas benar-benar musnah dari tanah Palestina.
Baca juga: Pesan Brigade Al-Quds untuk Netanyahu: Ramadan Akan Jadi Bulan Penuh Kengerian Bagi Israel
“Kami akan terus memberikan bantuan militer kepada Israel sampai mereka menyingkirkan Hamas, tetapi kami harus berhati-hati,” kata Biden dikutip TASS.
Di saat yang sama Biden juga menegaskan bahwa AS tetap mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Gagal capai kesepakatam gencatan senjata
Negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang berlangsung di Kairo, Mesir, menemui jalan buntu.
Hamas menolak tawaran Israel untuk membebaskan sekitar 100 sandera dan 30 sandera lainnya.
Kendati demikian, mereka siap menunjukkan fleksibilitas untuk mencapai penghentian agresi yang dilancarkan Israel di Gaza.