Belasan Komandan Israel Tewas di Gaza, 4 Komandan Brigade, 39 Danton, 13 Komandan Kompi, 6 Letkol
TRIBUNNEWS.COM- Puluhan komandan tinggi Israel terbunuh di Gaza. Tentara Israel baru-baru ini menghadapi gelombang besar pengunduran diri dan menghadapi krisis tenaga kerja yang serius.
Lusinan komandan tentara Israel telah terbunuh oleh perlawanan Palestina dalam pertempuran darat di Jalur Gaza sejak Oktober.
Radio tentara Israel melaporkan pada pagi hari tanggal 7 Maret bahwa empat komandan brigade, 39 komandan peleton, 13 komandan kompi, enam letnan kolonel, dan satu perwira staf termasuk di antara mereka.
Media Ibrani juga melaporkan bahwa tujuh komandan cadangan tambahan termasuk di antara mereka yang tewas dan militer sedang mengambil langkah-langkah untuk mengisi kembali barisannya.
“Kami harus membayar mahal dan kehilangan pemimpin dan pejuang,” kata Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi pada tanggal 6 Maret.
Ynet melaporkan pada tanggal 5 Maret bahwa 586 tentara Israel telah terbunuh sejak 7 Oktober, termasuk 246 tentara sejak dimulainya operasi darat pada 27 Oktober.
Lebih dari 3.000 orang terluka sejak perang dimulai, dan 475 di antaranya berada dalam kondisi serius. Ynet menambahkan bahwa lebih dari 1.400 orang terluka sejak awal perang darat, termasuk lebih dari 300 orang dalam kondisi serius.
“Sejak dimulainya perang hingga saat ini, jumlah korban luka terus meningkat. Jumlah korban luka akan meningkat dalam beberapa hari mendatang karena jumlah korban baru yang datang setiap hari,” kata Institut Asuransi Nasional Israel pada hari Selasa.
“Ada seluruh keluarga yang menghadapi kesulitan yang belum pernah dialami negara ini sebelumnya,” tambahnya.
Laporan radio militer hari Kamis muncul ketika militer Israel menghadapi krisis sumber daya manusia akibat gelombang besar pengunduran diri.
Rancangan undang-undang amandemen baru yang menyerukan pemaksaan komunitas ultra-ortodoks Israel untuk wajib militer juga menyebabkan perpecahan di kalangan militer dan masyarakat Israel secara keseluruhan.
Selain itu, perlawanan Palestina masih melakukan perlawanan sengit di seluruh Jalur Gaza, meskipun tentara mengklaim bahwa kota Rafah di selatan adalah benteng terakhir Hamas.
Sebuah sumber dari kelompok perlawanan mengatakan kepada Al-Mayadeen pada tanggal 29 Februari bahwa tentara Israel telah terpaksa mundur dari Al-Zaytoun di Gaza utara.
Sumber tersebut menambahkan bahwa lingkungan tersebut adalah “kuburan” bagi tank Merkava, dan seragam tentara Israel yang “berlumuran darah dan robek” tersebar di seluruh medan perang.
Israel telah mengklaim sebulan sebelumnya bahwa Hamas telah dibongkar di jalur utara.
(Sumber: The Cradle)