Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Imbas blokade yang dilakukan militer Israel, sejumlah negara mulai mencari alternatif lain untuk menyalurkan bantuan kemanusia ke Gaza. Seperti AS yang baru – baru ini mengirimkan paket bantuan pangan via udara.
Program bantuan sebanyak 38 ribu box dijatuhkan Amerika ke langit Gaza sejak awal Maret lalu menggunakan tiga pesawat militer C-130.
Adapun penerjunan bantuan ini dilakukan Amerika sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kelaparan dan malnutrisi akut di Gaza, pasca Israel memblokade aliran bantuan melalui koridor jalur darat.
"Penerjunan udara ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk menyalurkan lebih banyak bantuan ke Gaza, termasuk dengan memperluas aliran bantuan melalui koridor dan jalur darat," ujar Komando Pusat AS.
Baca juga: Imbas Krisis, Umat Muslim di Gaza Hadapi Ramadhan Tahun Ini Tanpa Stok Makanan dan Air Bersih
Tak lama setelah paket bantuan tiba di tanah Gaza, beredar sebuah video yang menunjukan sejumlah pengungsi sedang membuka isi paket makanan kiriman AS.
Namun saat kotak itu dibuka, warga mengatakan bahwa bantuan pangan AS mengeluarkan aroma busuk dan tak layak lagi untuk dikonsumsi.
"Hal-hal yang Anda bahkan tidak bisa menyebutnya sebagai makanan dan baunya busuk," kata Ibrahim dalam video, dikutip dari The New Arab.
Sejumlah warga Palestina di Gaza juga menyebut jumlah bantuan yang diberikan melalui udara terlalu kecil. Hal ini diperparah lantaran bantuan itu dijatuhkan dari udara, bukan melalui penyeberangan di Rafah, sehingga banyak paket yang jatuh ke laut ketimbang daratan.
Video-video daring selama seminggu terakhir menunjukkan ribuan warga Palestina berkumpul di pantai Gaza demi menanti paket bantuan kemanusiaan yang mendarat.
Ada pula yang berenang atau menggunakan perahu kecil untuk mencoba menyelamatkan bantuan tersebut.
"Tidak ada gunanya," kata seorang warga Palestina di selatan Gaza, Ahmad Mansour, kepada Middle East Eye.
"Banyak bantuan yang justru jatuh ke laut atau ke wilayah yang dikuasai tentara Israel. Ada ribuan orang yang berlarian menuju beberapa paket bantuan. Mereka seperti mempermainkan kami," Imbuh Mansour.
Selain mengkritik bantuan yang tak layak pangan, Warga Palestina menilai pengiriman bantuan dari langit yang dilakukan sejumlah negara seperti AS, Prancis, Uni Emirat Arab, Mesir dan Yordania kurang efektif.
Lantaran jumlah bantuan yang diberikan melalui udara terlalu kecil dibandingkan dengan kebutuhan penduduk yang kelaparan di Gaza.
Seorang ibu tiga anak yang tinggal di selatan Gaza, Samah Al-Kahlout, menyebut dirinya tak punya peluang untuk menerima bantuan apapun jika bantuan diberikan dengan cara seperti itu.
"Saya tidak bisa berlari cukup cepat untuk mengambil paket bantuan. Saya juga tidak bisa berenang. Saya akhirnya hanya berdiri disana menyaksikan orang berlomba-lomba mendapat makanan untuk keluarga mereka. Saat ini kelangsungan hidup adalah untuk yang terkuat," ungkap Samah.
Dalam unggahan video terpisah, penduduk Gaza juga khawatir apabila pengiriman paket bantuan dari langit akan memudahkan Israel melakukan serangan karena banyak dari warga yang berkumpul mengambil bantuan yang dijatuhkan dari udara.
Mengingat di pekan lalu, lebih dari 100 warga Palestina dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka, akibat penembakan yang dilakukan pasukan Israel saat warga Gaza tengah antri di truk bantuan di Jalan al-Rasheed.