TRIBUNNEWS.COM - Sumber intelijen Israel melaporkan bahwa kelompok militan Lebanon, Hizbullah, sedang melakukan uji coba tembakan langsung terhadap sistem pertahanan rudal Iron Dome.
Dilansir The New Arab, uji coba tembakan ini bertujuan untuk menemukan lokasi baterai Iron Dome dan memenuhi sistem dengan rudal untuk mengidentifikasi kelemahannya dan melemahkan pertahanannya.
Menurut laporan Channel 12 Israel yang mengutip sumber-sumber tersebut, Hizbullah sering meluncurkan serangan rudal berbiaya rendah, seperti yang terlihat dalam serangan baru-baru ini yang melibatkan 30 rudal.
Iron Dome dilaporkan mencegat 12 serangan, dan sisanya jatuh di daerah yang tidak berpenghuni, menurut klaim Israel.
Hizbullah bertujuan melewati sistem deteksi Angkatan Udara Israel, meningkatkan jumlah rudal yang mencapai sasaran dan menghindari Iron Dome.
Mereka mencapai hal ini dengan menargetkan lokasi Iron Dome dan meluncurkan lebih banyak rudal secara bersamaan.
Taktik serupa juga diterapkan dengan drone.
Hizbullah telah meluncurkan drone dari berbagai lokasi dan ketinggian, untuk menyelidiki kelemahan pertahanan Israel.
Untuk melawan upaya ini, militer Israel dilaporkan mengerahkan helikopter dan jet tempur yang dilengkapi dengan radar, dengan fokus pada area yang menantang untuk sistem intersepsi lainnya.
Sistem Iron Dome telah berevolusi secara signifikan, menunjukkan peningkatan kemampuan dalam menghadapi serangan besar dan medan yang kompleks.
Analis militer Israel mengatakan pencegatan rudal dan drone di wilayah utara, dengan medan yang bervariasi, lebih rumit dibandingkan dengan wilayah selatan yang datar dekat Jalur Gaza.
Baca juga: Tinggalkan Kairo, Delegasi Hamas Berangkat ke Doha untuk Konsultasi Gencatan Senjata
Sejak 7 Oktober, pertempuran antara Hizbullah dan Israel telah menewaskan hampir 300 orang di Lebanon.
Sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah dan sekitar 50 warga sipil, termasuk tiga jurnalis.
Hizbullah mengatakan pihaknya telah meluncurkan 'front dukungan' di selatan sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza, yang bertujuan untuk mengurangi kemampuan Israel dalam perang di wilayah kantong yang terkepung itu.
Israel mengatakan 10 tentaranya dan 6 warga sipil tewas, namun Hizbullah mengatakan jumlahnya lebih tinggi.
Puluhan ribu orang terpaksa mengungsi di kedua sisi perbatasan.
Banyak desa di selatan Lebanon menjadi puing-puing akibat serangan udara Israel.
Apa itu sistem Iron Dome?
Iron Dome merupakan sistem pertahanan rudal milik Israel yang dikembangkan pada awal tahun 2000-an.
Iron Dome dimaksudkan untuk melawan ancaman serangan roket jarak pendek dari wilayah tetangga seiring meningkatnya penggunaan roket oleh militan Palestina di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon.
Proyek ini mendapatkan momentumnya setelah Perang Lebanon tahun 2006, ketika Hizbullah meluncurkan ribuan roket ke Israel utara.
Israel mempercepat pengembangan sistem pertahanan rudal yang secara efektif dapat mencegat dan menetralisir roket jarak pendek.
Iron Dome dikembangkan oleh perusahaan bernama Rafael Advanced Defense Systems.
Pendanaannya didukung signifikan oleh pemerintah Israel dan bantuan dari Amerika Serikat.
Iron Dome mulai beroperasi pada tahun 2011 dan berhasil melakukan uji tempur pertamanya pada tahun yang sama.
Efektivitasnya masih menjadi bahan perdebatan.
Beberapa orang berpendapat bahwa tingkat keberhasilannya dibesar-besarkan untuk tujuan propaganda.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)