TRIBUNNEWS.COM - Mantan panglima tertinggi Ukraina, Valerii Zaluzhnyi dipilih untuk menjadi duta besar Ukraina di Inggris.
“Kementerian Luar Negeri Ukraina mengirimkan permintaan ke pihak Inggris untuk mencapai kesepakatan,” kata Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan pada Kamis, dikutip dari Al Jazeera.
Sejak Zelensky memecat mantan utusannya Vadym Prystaiko pada Juli 2023 karena mengkritik pemimpin, Ukraina belum memiliki duta besar di Inggris.
Dipilihnya Zaluzhnyi menjadi duta besar Inggris tepat sebulan setelah ia dipecat oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Sebelumnya, Zelensky berjanji akan tetap mempertahankan Zaluzhnyi pada bagian dari tim Ukraina.
Akan tetapi, karena Zaluhznyi dipandang sebagai satu-satunya penantang presiden yang realistis jika pemilu diadakan, maka Zelensky memutuskan untuk mengeluarkannya dari Ukraina, dikutip dari The Guardian.
Sebagai informasi, Zaluzhnyi telah memimpin tentara Ukraina sejak awal perang melawan Rusia.
Selama menjabat sebagai panglima tertinggi, Zaluzhnyi dijuluki oleh media Ukraina sebagai 'Jenderal Besi'.
Hal tersebut, lantaran Zaluzhnyi melambangkan perlawanan negaranya dan mendapatkan dukungan yang sangat tinggi dari masyarakat.
Akan tetapi, kegagalan serangan balasan yang banyak digembar-gemborkan pada musim panas lalu dan ketidaksepakatan publik dengan Zelensky mencoreng reputasinya di kantor presiden.
Mantan komandan tersebut, mengembangkan hubungan pribadi yang dekat dengan lawannya dari Inggris, Laksamana Sir Tony Radakin, selama dua tahun pertama perang.
Sebelumnya, ia diperkirakan tidak memiliki hubungan dengan Inggris.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-744: Zelensky Berikan Jeda Tentara Cadangan Ukraina selama 2 Bulan
Pada hari Kamis, Radakin dijadwalkan bertemu Zelensky bersama Menteri Pertahanan Inggris, Grant Shapps.
Namun dalam video yang dirilis presiden Ukraina, tidak ditemukan cuplikan keberadaan Zaluhznyi.