TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Senin menyerukan 'pembungkaman senjata' di Gaza.
Ia mengatakan gencatan senjata harus segera dilakukan untuk menghormatinya bulan suci Ramadhan.
"Ramadhan merayakan perdamaian, rekonsiliasi dan solidaritas. Namun meskipun Ramadhan telah dimulai, pembunuhan, pemboman dan pertumpahan darah terus terjadi di Gaza," kata Guterres kepada wartawan, dikutip dari Al Arabiya.
Tidak hanya gencatan senjata, ia mendesak sandera untuk segera dibebaskan dan bantuan untuk warga Gaza segera ditingkatkan.
"Penghapusan semua hambatan untuk memastikan pengiriman bantuan yang menyelamatkan nyawa dengan kecepatan dan skala besar yang diperlukan," tambahnya.
PBB mengatakan kurangnya bantuan makanan, membuat 2,4 juta warga Gaza mengalami kelaparan.
Mengingat kejadian sebelumnya ketika tentara Israel telah menembaki kerumunan warga Palestina yang sedang menunggu bantuan di bundaran Al-Nabulsi dekat Jalan Al-Rashid di barat daya Kota Gaza pada Kamis (1/3/2024).
Saat orang-orang berkumpul untuk mendapatkan bantuan, mereka ditembak dan ditabrak oleh kendaraan tentara Israel.
Akibatnya, 112 warga Palestina tewas dan 750 orang mengalami luka-luka.
Hal tersebut menambah kekhawatiran Guterres terhadap keselamatan warga Gaza.
“Mata sejarah sedang mengawasi. Kita tidak bisa mengabaikannya. Kita harus bertindak untuk menghindari kematian yang lebih bisa dicegah," katanya, dikutip dari Al Mayadeen.
Menurutnya, serangan yang terus menghantam warga Gaza ini harus segera diakhiri.
Baca juga: Lebih dari 70 Persen Warga Palestina yang Terbunuh di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak
“Kita telah menyaksikan pembunuhan dan penghancuran warga sipil dari bulan ke bulan pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama saya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal,” katanya.
"Namun bantuan akan datang sedikit demi sedikit, jika memang bantuan itu datang. Hukum humaniter internasional sudah compang-camping," tambahnya.
Krisis Kelaparan Melanda Warga di Gaza
Pemerintah Kota Gaza telah menyuarakan keprihatinan mendalam atas krisis kelaparan yang memburuk dengan cepat.
Banyak warga Gaza yang meninggal akibat kelaparan.
"Kami memperingatkan terhadap kematian lebih lanjut akibat kelaparan dan kehausan di Gaza utara, jika krisis kemanusiaan yang parah terus berlanjut,” kata juru bicara kotamadya Husni Mahna kepada Anadolu Ajansi.
Mahna mengatkan saat ini sangat diperlukan bantuan makanan di wilayah Gaza untuk mencegah krisis kelaparan yang semakin parah.
Krisis kelaparan juga menyebabkan anak-anak di Gaza kekurangan gizi dan meninggal dunia.
Sumber medis di Gaza melaporkan kematian tragis dua anak Palestina akibat kelaparan.
Sehingga total korban jiwa akibat kekurangan gizi menjadi 27 orang.
Menurut laporan tersebut, anak-anak tersebut menderita akibat kekurangan gizi, dehidrasi, dan kurangnya akses terhadap sumber daya medis di Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, terletak di Jalur Gaza utara, dikutip dari Al-Mayadeen.
Selain itu, para ibu, yang bergulat dengan kelaparan, berjuang untuk menghasilkan cukup ASI untuk menyusui, sehingga mendorong para orang tua untuk meminta susu formula di fasilitas kesehatan yang kewalahan.
Sementara itu, pekerja bantuan melaporkan bahwa warga sipil di Gaza utara rata-rata mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Lebih dari 31.000 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 72.700 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza.
Pemblokadean ini menyebabkan warga sipil kelaparan.
Hingga saat ini, agresi Israel juga telah menyebabkan 85 persen penduduk mengungsi.
Sementara 60 persen infrastruktur di Gaza telah rusak dan hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Antonio Guterres dan Konflik Palestina vs Israel