TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkap senjata terkuat dan terpenting milik Rusia untuk melawan kekuatan Barat.
Putin menyampaikan hal itu saat rapat di Kremlin bersama dengan para pemenang kontes “Pemimpin Rusia” pada hari Selasa, (12/3/2024).
“Senjata terpenting kita ialah konsolidasi masyarakat Rusia dan sikap kepada ibu pertiwi seperti yang ditunjukkan oleh kalian,” ujar Putin ketika menanggapi pernyataan seorang tentara, dikutip dari Russia Today.
“Itu adalah senjata terpenting dan terkuat milik kita.”
“Mereka yang diperkirakan akan menekan kita lewat sanksi ekonomi, mereka tidak memperhatikan ini, memahami ini, kalian harus menjadi warga Federasi Rusia, menjadi bagian dari kebudayaan kita,” ujarnya menambahkan.
Adapun “Pemimpin Rusia” adalah kontes yang mulai diselenggarakan tahun 2017 di Rusia. Kontes itu merupakan bagian dari proyek “Rusia – Tanah Peluang”.
Adapun tujuannya adalah untuk menumbuhkan generasi baru pemimpin pemerintahan dan bisnis di negara itu.
Program itu diperluas lewat program “Zaman Pahlawan” yang dikhusukan untuk para veteran dalam perang di Ukraina.
Para pemenang pada musim ini telah menerima penghargaan di Moskwa pelan lalu.
Mereka termasuk 102 orang dari 31 kawasan di Rusia, serta dari Belgia dan Serbia.
Rusia siap hadapi perang nuklir
Baca juga: Detik-detik Rusia Hancurkan Peluncur Roket HIMARS Bikinan AS yang Jadi Andalan Pasukan Ukraina
Sehari kemudian Putin mengatakan Rusia sudah siap untuk menghadapi potensi pecahnya perang nuklir.
Meski demikian, Putin mengatakan skenario perang nuklir tidak “muncul” dan dia mengklaim Rusia tak perlu menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
“Dari sudut pandang teknis militer, kita pastinya sudah siap,” ujar Putin kepada TV Rossiya-1 dan kantor berita RIA, dikutip dari kantor berita Reuters.
Hal itu disampaikan Putin untuk menjawab pertanyaan apakah Rusia sudah benar-benar siap menghadapi potensi perang nuklir.
Putin kemudian berujar bahwa jika AS mengirimkan pasukan ke Ukraina, hal itu akan dianggap sebagai eskalasi besar dalam perang Ukraina-Rusia.
“[Di AS] ada cukup ahli bidang hubungan Rusia-Amerika,” katanya.
Peringatan Putin mengenai perang nuklir ini setelah ada tawaran tentang pembicaraan mengenai Ukraina.
AS mengklaim Putin tidak siap untuk mengadakan pembicaraan serius mengenai negara bekas Uni Soviet itu.
Namun, Putin mengaku negaranya sudah siap menggelar perundingan.
“Rusia sudah siap berunding perihal Ukraina, tetapi perundingan itu harus didasarkan pada kenyataan, bukan pada nafsu setelah menggunakan obat-obatan psikotropika.”
Adapun perang di Ukraina membuat hubungan Rusia dengan Barat berada pada titik terendah sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962.
Baca juga: Rusia Permalukan Ukraina, Rilis 2 Video Serangan yang Gagal di Belgorod: Tank T-72 Jadi Rongsok
Putin juga sudah memperingatkan berkali-kali bahwa perang nuklir bisa saja terjadi jika negara-negara Barat mengirimkan tentara untuk berperang melawan Rusia di Ukraina.
AS sendiri mengaku tidak melihat perubahan besar dalam sikap Rusia perihal nuklir.
Akan tetapi, peringatan Putin tentang perang nuklir telah membuat pemerintah AS cemas.
Putin menegaskan bahwa aturan penggunaan senjata nuklir tercantum dalam doktrin nuklir Rusia.
Dalam doktrin itu disebutkan bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir untuk merespons serangan dengan senjata nuklir atau senjata penghancur massal.
Selain itu, Rusia juga akan mengerahkan nuklir jika ada serangan dengan senjata konvensional yang benar-benar mengancam eksistensi Rusia.
“Senjata ada untuk digunakan,” ujar Putin.
“Kami memiliki prinsip sendiri.”
(Tribunnews/Febri)