TRIBUNNEWS.COM - Donald Trump mengatakan jika dia tidak memenangkan pemilihan presiden tahun ini, maka kemungkinan tidak akan ada pemilu lagi di Amerika Serikat.
Klaim tersebut diungkapkan oleh Trump kepada para pendukungnya di Ohio pada Sabtu (16/3/2024).
Dalam pidatonya, kandidat presiden dari Partai Republik ini memprediksi bahwa jika ia tidak memenangkan pemilu pada 5 November, demokrasi Amerika akan berakhir.
“Jika kita tidak memenangkan pemilu kali ini, saya rasa tidak akan ada pemilu lagi di negara ini,” kata Trump, dikutip dari Reuters.
Sementara itu, di tengah-tengah pidatonya tentang penerapan tarif pada mobil impor, dan persaingan asing dalam industri otomotif AS, Trump mengatakan akan mengalami 'pertumpahan darah' jika ia kembali ditolak dalam pemilu.
“Sekarang, jika saya tidak terpilih, ini akan menjadi pertumpahan darah. Itu akan menjadi yang terkecil. Ini akan menjadi pertumpahan darah bagi negara ini,” katanya, tanpa menjelaskan apa maksudnya, dikutip dari The Guardian.
Ia juga mengklaim pemilu AS selanjutnya tidak akan berarti jika dia tidak memenangkan tahun ini.
“Saya kira Anda tidak akan mengadakan pemilu lagi di negara ini, jika kita tidak memenangkan pemilu ini, tentu saja bukan pemilu yang berarti," jelasnya.
Komentarnya memicu pernyataan dari tim kampanye terpilihnya kembali Biden yang mengatakan “inilah Donald Trump”.
Saat dimintai tanggapan atas komentar 'pertumpahan darah' Trump, juru bicara kampanye Biden, James Singer, mengutuk 'ekstremisme' Trump.
“Dia menginginkan tanggal 6 Januari lagi, tetapi rakyat Amerika akan memberinya kekalahan lagi dalam pemilu bulan November ini karena mereka terus menolak ekstremismenya, kecintaannya pada kekerasan, dan kehausannya akan balas dendam," terangnya.
Kampanye Trump tahun ini berfokus pada banyaknya imigran ilegal yang melintasi perbatasan AS-Meksiko sejak Biden menjabat.
Baca juga: Donald Trump Ternyata Pernah Minta CIA Diam-diam Bajak Medsos China untuk Sebarkan Informasi Palsu
“Tidak ada yang lebih dirugikan oleh invasi migran Joe Biden selain komunitas besar Afrika-Amerika dan Hispanik,” kata Trump.
Namun di tengah-tengah pidatonya, Trump sering mengkritik usia dan ketajaman mental Biden yang berusia 81 tahun.