News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Anggota Kongres AS: Israel Gunakan Kelaparan sebagai Senjata Perang di Gaza

Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak-anak pengungsi Palestina berkumpul untuk menerima makanan di sebuah sekolah negeri di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 19 Februari 2024. Pemerintah Israel disebut menggunakan kelaparan sebagai senjata perang di Gaza.

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) keturunan Palestina-Amerika, Rashida Tlaib, menyebut Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang di Gaza.

Rashida Tlaib menuduh pemerintah Israel melakukan beberapa kejahatan terhadap kemanusiaan terburuk 'abad ini' dalam perangnya di Gaza.

“Ini bukan kecelakaan tragis,” ungkap Tlaib dalam pidatonya pada Kamis (21/3/2024), dilansir Al Jazeera.

“Apa yang kita saksikan di seluruh dunia adalah pemerintah Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang."

"Kelaparan ini merupakan akibat dari pengepungan total di Gaza dan sengaja menargetkan produksi pangan lokal, infrastruktur, dan menghalangi konvoi bantuan," papar Rashida Tlaib.

Menurutnya, tidak ada yang bersifat kemanusiaan dalam gencatan senjata sementara.

Tlaib mengatakan, gencatan senjata sementara hanya menunda serangan gencar terhadap warga sipil Palestina.

Sebaliknya, ia menyerukan gencatan senjata yang abadi dan permanen sebagai satu-satunya solusi terhadap perang.

“Anak-anak Palestina berhak untuk hidup."

"Bahan-bahan tersebut tidak dapat dibuang,” tegas Tlaib.

UE dan AS Terus Menekan untuk Gencatan Senjata

Sementara itu, para pemimpin Uni Eropa (UE) telah mengatasi perbedaan pendapat mereka dengan menyerukan jeda kemanusiaan segera yang mengarah pada gencatan senjata yang berkelanjutan di Gaza.

Baca juga: Pembangunan Dermaga Darurat di Gaza Dikebut AS, Diklaim Bisa Digunakan 1 Mei 2024

AS diperkirakan akan membawa resolusi ke pemungutan suara di PBB yang menyerukan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan tanpa penundaan.

Deklarasi Uni Eropa, pada pertemuan puncak di Brussel pada Kamis malam, menandai pertama kalinya para pemimpin Eropa menyetujui deklarasi mengenai Timur Tengah sejak Oktober 2023.

Rancangan resolusi AS yang akan diajukan melalui pemungutan suara di dewan keamanan PBB pada Jumat (22/3/2024) pagi juga mencerminkan urgensi yang lebih besar dalam posisi Washington.

Ini adalah pertama kalinya pemerintahan Joe Biden mengajukan seruan untuk gencatan senjata segera, meskipun pemerintahan Biden terus mengaitkan gencatan senjata dengan kesepakatan penyanderaan.

Dewan akan melakukan pemungutan suara mengenai resolusi AS pada saat yang sama ketika CIA dan kepala mata-mata Mossad William Burns dan David Barnea diperkirakan tiba di Qatar pada hari Jumat dengan harapan mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk penyanderaan antara Israel dan Hamas.

Berbicara di Mesir, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, pekerjaan sulit masih harus dilakukan.

“Saya tetap yakin hal itu mungkin terjadi," katanya, dikutip dari The Guardian.

Deklarasi Uni Eropa menyerukan pembebasan semua sandera tanpa syarat oleh Hamas.

Namun, UE tidak membuat tuntutan mereka untuk menghentikan operasi militer Israel bergantung pada kesepakatan.

Di Brussels, Charles Michel, Presiden Dewan Eropa, mengatakan seluruh 27 anggota UE telah menyetujui pernyataan yang kuat dan terpadu mengenai Timur Tengah, termasuk seruan untuk akses kemanusiaan penuh dan aman ke Gaza.

Teks Uni Eropa yang terdiri dari delapan paragraf menyatakan keprihatinan mendalam atas risiko kelaparan yang akan terjadi akibat kurang masuknya bantuan ke Gaza.

Baca juga: Pejabat dari 36 Negara Kumpul di Siprus, Bahas Cara Percepat Bantuan Sampai ke Warga Gaza

Seorang wanita Palestina bereaksi saat dia menggendong seorang anak laki-laki yang terluka setelah pemboman Israel di pusat Kota Gaza pada 18 Maret 2024. (AFP/-)

Update Perang Israel-Hamas

Serangan udara Israel terus berlanjut di Gaza, termasuk serangan terpisah terhadap rumah-rumah di Rafah dan Khan Younis yang menewaskan total 11 orang.

Penggerebekan berdarah di Rumah Sakit al-Shifa telah memasuki hari kelima ketika militer Israel memerintahkan ratusan pasien, pengungsi akibat perang, dan staf medis untuk dievakuasi.

Kepala agen mata-mata Mossad akan bertemu dengan rekan-rekan CIA dan Mesir di Qatar setelah AS mengatakan “kesenjangan” dalam perundingan gencatan senjata Israel-Hamas “menyempit".

Dunia tidak boleh tinggal diam dan “berpaling” dari Gaza ketika Israel berjanji akan menyerang Rafah, tempat 1,5 juta warga Palestina berjuang untuk bertahan hidup, kata UNICEF.

Setidaknya 31.988 warga Palestina telah tewas dan 74.188 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang ditawan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini