TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan dirinya yakin perundingan soal gencatan senjata di Gaza masih dapat tercapai.
Blinken bertemu dengan para menteri luar negeri Arab dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi di Kairo, Kamis (21/3/2024).
Di saat yang sama, pembicaraan sedang berlangsung di Doha, Qatar, berfokus pada gencatan senjata yang diharapkan berlangsung sekitar enam minggu.
Selama periode itu, kedua belah pihak diharapkan melakukan pertukaran tahanan.
40 sandera Israel akan ditukar dengan ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
"Para perunding terus bekerja. Kesenjangan semakin menyempit, dan kami terus mendorong tercapainya kesepakatan di Doha," kata Blinken, dilansir ABC News.
"Masih ada tugas sulit untuk mencapainya. Namun saya tetap yakin hal itu mungkin terjadi."
"Kami telah menutup kesenjangan, namun masih ada kesenjangan."
"Jadi saya tidak bisa menentukan batas waktunya."
"Saya hanya bisa mengatakan bahwa kami berkomitmen untuk melakukan segala kemungkinan untuk mencapai kesepakatan."
Kesenjangan utama dalam perundingan gencatan senjata adalah Hamas mengatakan pihaknya akan membebaskan sandera hanya sebagai bagian dari kesepakatan yang akan mengakhiri perang secara permanen.
Baca juga: Resolusi Terbaru AS untuk Gencatan Senjata di Gaza Dianggap Ambigu, Veto Washington Disorot
Sementara itu, Israel mengatakan pihaknya hanya menginginkan jeda sementara.
Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepala mata-mata Israel David Barnea akan melakukan perjalanan ke Qatar pada hari Jumat untuk bertemu dengan para mediator.
AS menyerahkan rancangan resolusi kepada PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza
Sehari sebelumnya, Blinken mengatakan bahwa AS telah menyerahkan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza yang terkait dengan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.