TRIBUNNEWS.com - Kelompok sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam membeberkan operasi penembak jitu mereka selama pasukan Israel menginvansi Rumah Sakit Al-Shifa.
Diketahui, Israel kembali menginvansi Al-Shifa pada Sabtu (16/3/2024).
Sejak invansi itu, Al-Qassam dan kelompok perlawanan Palestina yang lain berjuang mati-matian melawan tentara Israel.
Dalam operasi penembak jitu, pejuang Al-Qassam berhasil menewaskan sniper Israel hingga menghancurkan tank Merkava.
Kesuksesan ini diumumkan Al-Qassam lewat saluran Telegram, Kamis (21/3/2024).
"Pejuang Al-Qassam mampu menembak penembak jitu Israel menggunakan peluru anti-benteng kaliber 12,7 di sebelah timur Kompleks Medis Al-Shifa," ungkap Al-Qassam, dikutip dari Palestine Chronicle.
"Brigade Al-Qassam menargetkan tiga tank Zionis dan sebuah pengangkut personel menggunakan peluru Al-Yassin 105 di sekitar Al-Shifa," lanjutnya.
Tak hanya itu, tentara Israel yang berusaha menyusup ke dalam Al-Shifa juga berhasil diserang Al-Qassam.
“Brigade Al-Qassam membombardir pasukan musuh yang menyusup ke sekitar Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza menggunakan mortir," ujar Al-Qassam.
Tak hanya di Al-Shifa, Al-Qassam juga melakukan serangan terhadap tentara Israel di Khan Younis.
Dalam operasi militer di Khan Younis, pejuang Al-Qassam sukses menghancurkan dua tank Merkava.
Baca juga: Muka Dua Negara Barat: Tetap Kirim Senjata untuk Israel Meski Ngaku Khawatir pada Warga di Gaza
"Pejuang kami mengonfirmasi mereka telah menargetkan dua tank Merkava menggunakan dua peluru Al-Yassin 105 di daerah Al-Satar Al-Gharbi, sebelah utara kota Khan Younis," pungkas Al-Qassam.
Diketahui, kelompok perlawanan Palestina lainnya juga ikut menyerang pasukan Israel yang menginvansi Al-Shifa, termasuk Brigade Al-Quds (Jihad Islam Palestina).
Pejuang Al-Quds membombardir kumpulan kendaraan militer dan tentara Israel di sekitar kompleks Al-Shifa menggunakan mortir.
Kendaraan militer Israel di Al-Shifa juga menjadi sasaran empuk Al-Quds.
“Kami membombardir mengunakan rentetan mortir secara teratur, kumpulan kendaraan dan tentara Israel di sekitar Kompleks Al-Shifa di Kota Gaza."
"Kami menargetkan kendaraan militer Zionis dengan RPG di sekitar Kompleks Medis Al-Shifa," jelas Al-Qdus.
Di Khan Younis, Al-Quds juga melakukan operasi serangan terhadap Israel.
Mereka berhasil menjebak pasukan Israel di pintu masuk terowongan yang ada di kawasan Al-Qarara, utara Khan Younis.
"Mereka (tentara Israel) tewas dan terluka akibat serangan kami."
"Pejuang kami (juga) terlibat bentrok dengan tentara Israel dari jarak dekat menggunakan senapan mesin di timur Khan Younis," tutup Al-Quds.
Baca juga: Al-Qassam Rilis Video Sniper Tembak Perwira Israel: Dia Dalang atas Hancurnya Al-Shifa
Hamas: Invansi Israel di RS Al-Shifa adalah Pembantaian Berdarah
Sebelumnya, Hamas mengutuk apa yang mereka sebut sebagai "pembantaian berdarah" oleh Israel di RS Al-Shifa.
Diketahui, Israel mengklaim telah menewaskan 90 orang saat mereka menyerang Al-Shifa.
Israel menyebut korban tewas itu terkait dengan Hamas.
Tak hanya itu, Israel juga mengaku mereka telah menginterogasi 300 orang - yang mereka sebut teroris.
Lalu, lebih dari 160 orang yang ditahan dibawa ke Israel dengan alasan "untuk penyelidikan lebih lanjut."
"Selama beberapa hari terakhir, pasukan telah membasmi teroris dan menempatkan senjata di area rumah sakit, sekaligus mencegah bahaya terhadap warga sipil, pasien, tim medis, dan peralatan medis," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, Rabu (19/3/2024), dikutip dari AlJazeera.
Menanggapi pernyataan Israel itu, direktur kantor media pemerintah Gaza, Ismail al-Thawabta, memberikan komentar.
Ia membantah klaim Israel yang mengaku berhasil membunuh anggota Hamas di Al-Shifa.
Ismail memastikan, korban tewas akibat serangan Israel di Al-Shifa adalah warga sipil, pasien, dan pengungsi.
"Tentara pendudukan Israel melakukan kebohongan dan penipuan dalam menyebarkan narasinya sebagai bagian dari pembenaran atas kejahatan mereka yang terus menerus dan melanggar hukum, yang melanggar hukum internasional, hukum kemanusiaan internasional," katanya kepada kantor berita Reuters.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)