Kanada mengikuti langkah Belanda, Jepang, Spanyol, dan Belgia dalam menangguhkan penjualan senjata ke Israel.
Banyak negara lain mengatakan mereka tidak akan lagi membeli senjata Israel.
Namun, beberapa negara Barat masih memasok senjata mematikan ke Israel meskipun jumlah korban jiwa di Jalur Gaza sangat tinggi dan bencana kelaparan diprediksi akan segera terjadi.
Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, telah memasok sebagian besar peralatan pertahanan, termasuk bom penghancur bunker seberat 2.000 pon.
Paket bantuan militer senilai $14 miliar juga sedang menunggu persetujuan akhir dari Kongres AS.
Bahkan sebelum dimulainya perang pada bulan Oktober lalu, AS dengan tegas mendukung Israel dengan memasok peralatan militer.
Amerika menyumbangkan $3 miliar setiap tahunnya dalam bentuk bantuan militer.
3. Getol Bantu Ukraina Lawan Rusia, Negara-Negara NATO Bingung Penuhi Target Anggaran & Atasi Defisit
Sejumlah negara Eropa yang menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dilaporkan kesusahan memenuhi anggaran pertahanan yang disyaratkan NATO.
Menurut lembaga riset asal Jerman bernama Ifo Institute, negara-negara NATO itu turut mengalami defisit APBN.
Ifo Institute menyebut, negara-negara itu harus mengeluarkan tambahan uang sebesar 56 miliar euro atau sekitar Rp958 triliun guna memenuhi target anggaran pertahanan yang setara dengan 2 persen nilai produk domestik bruto (PDB).
Baca juga: Demi Bantuan ke Ukraina, Uni Eropa Sita Keuntungan Investasi Rusia
Kata lembaga itu, ada sejumlah negara NATO yang utangnya mencapai hingga setara 100 persen PDB masing-masing.
Jerman diperkirakan akan mengalami defisit APBN hingga 17 miliar euro pada tahun 2024.
Sementara itu, Spanyol, Italia, dan Belgia secara berturut-turut mengalami defisit 11 miliar euro, 10,8 miliar euro, dan 4,6 miliar euro.