FSB mengatakan sebuah sel ISIS yang beroperasi di daerah Kaluga, Rusia, sebagai bagian dari sayap bersenjata kelompok itu di Afghanistan, yang dikenal sebagai ISIS-Khorasan.
Kelompok ini ingin mendirikan kekalifahan di Afghanistan, Pakistan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan dan Iran.
Kelompok ini pertama kali muncul di Afghanistan Timur pada akhir 2014 dan dikenal sangat kejam.
Sel itu “sedang menyiapkan serangan terhadap jemaah sinagoge dengan menggunakan senjata api,” kata FSB.
Para militan itu memberikan perlawanan pada pasukan khusus Rusia yang menanganinya dan berhasil “dinetralisir” dengan membalas tembakan mereka, kata FSB.
“Senjata api, amunisi, serta komponen-komponen pembuat bom rakitan ditemukan dan disita,” kata FSB.
12 Orang Tewas
Diketahui sebanyak 12 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan teroris di sebuah gedung konser terbesar di Moskow, Rusia.
Serangan tersebut terjadi di Crocus City Music Hall.
Dalam video yang beredar di X (twitter) terlihat sekelompok orang mengenakan seragam tempur melepaskan tembakan dan meledakkan bahan peledak di Crocus City Music Hall.
Dari lokasi kejadian juga terlihat ada kobaran api dan dua orang tergeletak bersimbah darah di sebuah sofa di lobi gedung konser tersebut.
Dalam video yang beredar juga menunjukkan setidaknya empat pria bersenjata melepaskan tembakan dari senjata otomatis ketika orang-orang Rusia yang panik melarikan diri untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Wali kota Moskow Sergei Sobyanin menyebut serangan itu sebagai "tragedi besar".
Setidaknya 50 unit ambulans telah dikerahkan ke lokasi serangan.
"Para penyerang diduga melepaskan tembakan ke pintu masuk gedung selama konser, menggunakan senjata otomatis, dan kemudian kebakaran mulai terjadi di dalam gedung," kata layanan darurat dikutip dari The Guardian, Sabtu (23/3/2024) dinihari.
Pihak berwenang mengatakan lima orang terlibat dalam serangan itu.
Laporan media Rusia mengatakan bahwa unit polisi anti huru hara dikirim ke daerah tersebut saat orang-orang dievakuasi.
(Al Jazeera/The Guardian/Willy Widianto)