Hizbullah Luncurkan 60 Roket Katyusha ke Israel, Sasar Pasukan Brigade Golani yang Sedang Berlatih
TRIBUNNEWS.COM- Hizbullah meluncurkan lusinan roket ke lokasi Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki pada dini hari tanggal 24 Maret, menyusul serangan terbaru Israel terhadap kota Baalbek di Lebanon timur tak lama sebelumnya.
“Untuk mendukung keteguhan rakyat Palestina di Jalur Gaza dan untuk mendukung perlawanan mereka yang berani dan terhormat, dan sebagai respons terhadap pemboman di sebuah wilayah di kota Baalbek, Mujahidin Perlawanan Islam menargetkan pada pukul 01.10 pada Minggu 24/03/2024, pangkalan rudal dan artileri di Yoav dan barak Keila (markas Komando Pertahanan Udara dan Rudal),” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.
Lebih dari 60 roket Katyusha menargetkan “pasukan dari Brigade Golani yang sedang berlatih setelah kembali dari Jalur Gaza,” tambah pernyataan itu.
Pesawat-pesawat tempur Israel menyerang daerah Al-Asseira di Baalbek sekitar tengah malam pada hari Sabtu, menandai serangan keempat di Lebanon timur sejak akhir bulan lalu.
Outlet berita Lebanon Al-Markazia melaporkan bahwa sebuah bangunan berlantai empat menjadi sasaran serangan tersebut. Setidaknya tiga orang terluka.
Ia menambahkan bahwa serangan itu menargetkan daerah dekat rumah komandan Hizbullah Hassan al-Lakkis yang terbunuh, yang dibunuh oleh orang-orang bersenjata ekstremis di pinggiran selatan Beirut pada tahun 2013.
Tentara Israel mengklaim pihaknya menargetkan pabrik senjata Hizbullah dalam serangan itu.
Israel menargetkan sejumlah daerah dekat Baalbek di Lembah Beqaa timur Lebanon kurang dari dua minggu lalu, pada 12 Maret.
Pada akhir Februari, Israel menyerang Lebanon timur untuk pertama kalinya sejak dimulainya perang setelah Hizbullah menjatuhkan drone Hermes Israel senilai $2 juta di selatan negara itu.
Washington dan Paris telah berusaha menekan Lebanon agar menyetujui perjanjian deeskalasi yang melibatkan penarikan Hizbullah dari wilayah perbatasan.
Kesepakatan yang diusulkan tidak menghasilkan konsesi signifikan dari Israel dan digambarkan sepihak dan tidak memihak oleh para pejabat Lebanon.
Awal bulan ini, negara Lebanon secara resmi menanggapi usulan Barat tersebut, dengan menyebutnya sebagai “langkah signifikan menuju perdamaian dan keamanan,” dan menuntut penerapan penuh Resolusi 1701 – yang dirancang beberapa hari sebelum berakhirnya perang tahun 2006 antara Hizbullah dan Israel.
Hizbullah telah berulang kali bersumpah untuk terus menyerang situs-situs Israel sampai perang di Gaza berakhir.
(Sumber: The Cradle)