ISIS Mengklaim Sebagai Pelaku Serangan Teror di Moskow
ISIS mengklaim serangan teror di Moskow. Disinyalir AS terlibat dalam perang proksi dengan Rusia di Ukraina dan telah menggunakan ISIS dan kelompok pendahulunya untuk menggoyahkan musuh-musuhnya di masa lalu.
ISIS mengeluarkan pernyataan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan teroris di gedung musik di Moskow pada akhir tanggal 22 Maret, di mana orang-orang bersenjata yang mengenakan seragam tempur melepaskan tembakan dan meledakkan bahan peledak, menewaskan sedikitnya 93 orang dan melukai sedikitnya 187 orang.
Saluran Telegram resmi ISIS menyatakan bahwa para pejuang organisasi tersebut telah melakukan serangan tersebut, “membunuh dan melukai ratusan orang serta menyebabkan kerusakan besar di tempat tersebut sebelum mereka mundur ke markas mereka dengan aman.” Pernyataan itu tidak memberikan rincian tambahan.
The Guardian melaporkan bahwa seorang saksi mata mengatakan kepada saluran Mash Telegram bahwa ada “setidaknya lima” penyerang.
“Mereka bertingkah seperti petarung terlatih,” tulis akun tersebut. “Saat memasuki gedung, penjaga dan orang-orang yang berdiri di depan pintu tewas. Kemudian mereka memblokir pintu masuk utama.”
“Para teroris dipersenjatai dengan senapan serbu [Kalashnikov]. Beberapa membawa rompi dengan berbagai amunisi. Setidaknya dua penyerang membawa ransel, mungkin berisi bom molotov.”
The Guardian menambahkan bahwa “Video yang dipublikasikan secara online menunjukkan pemandangan mengerikan dari beberapa orang yang meminta bantuan dari atap gedung konser yang terbakar di belakang mereka. Rekaman video lainnya menunjukkan orang-orang berteriak, merangkak keluar dari tempat pertunjukan musik atau lari menuruni tangga.”
Seorang saksi mengatakan dia hendak duduk di kursinya untuk konser ketika dia mendengar beberapa ledakan senapan mesin dan banyak jeritan.
Awal bulan ini, Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menggagalkan serangan terhadap sinagoga Moskow yang dilakukan oleh afiliasi ISIS di Afghanistan, yang dikenal sebagai ISIS-K.
Polisi Rusia juga melakukan penyerangan yang menewaskan enam militan Islam di wilayah Ingushetia di barat daya Rusia.
Menyusul kegagalan serangan sinagoga, kedutaan AS di Rusia mengeluarkan peringatan yang mengatakan bahwa para ekstremis mempunyai rencana segera untuk menargetkan pertemuan besar di Moskow, termasuk konser, dan warga AS harus disarankan untuk menghindari pertemuan besar selama 48 jam ke depan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut peringatan bulan Maret dari kedutaan besar negara-negara barat sebagai provokasi.
“Semua ini menyerupai pemerasan dan niat untuk mengintimidasi dan mengacaukan masyarakat kita,” katanya.