Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu melontarkan peringatan keras kepada empat negara Eropa yang berencana untuk mengakui kedaulatan negara Palestina yang saat ini tengah diduduki Israel.
Adapun keempat negara Eropa yang memberikan dukungan penuh terhadap kedaulatan Palestina diantaranya Spanyol, Irlandia, Malta dan Slovenia.
Dengan mengatasnamakan perdamaian di Timur Tengah keempat negaranya ini sepakat untuk mengakui kenegaraan Palestina di daerah pendudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Baca juga: Pemerintah Berencana Beri Bantuan Kesehatan Senilai 1 Juta Dolar AS untuk Palestina
Namun langkah keempat negara Eropa ini ditentang habis-habisan oleh Netanyahu, ia menilai langkah tersebut sebagai "hadiah bagi terorisme" yang dapat mengurangi kemungkinan penyelesaian negosiasi untuk mengakhiri konflik, sebagaimana dikutip dari Al Arabiya.
"Pengakuan atas negara Palestina setelah pembantaian 7 Oktober mengirimkan pesan kepada Hamas dan organisasi teroris Palestina lainnya serangan teror yang mematikan terhadap warga Israel akan dibalas dengan sikap politik kepada Palestina," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, di media sosial X.
"Penyelesaian konflik hanya akan mungkin terjadi melalui negosiasi langsung antara kedua belah pihak. Keterlibatan dalam pengakuan negara Palestina hanya akan menjauhkan tercapainya resolusi dan meningkatkan ketidakstabilan regional," imbuh Katz.
Sejak tahun 1967, pendudukan Israel adalah isu utama yang menghalangi warga Palestina untuk membentuk negara mereka sendiri.
Israel dengan sengaja melakukan pendudukan dan mengambil kendali sejumlah wilayah Palestina. Hingga jutaan warga yang tinggal di kota Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur hidup di bawah kekuasaan militer.
Kendati pencaplokan wilayah dan aneksasi yang dilakukan Israel melanggar hukum internasional dan dikecam berbagai negara di belahan dunia termasuk Indonesia. Namun hal tersebut tak lantas membuat Israel berhenti melakukan pencaplokan wilayah yang memicu genosida massal.
Baca juga: Israel Terima Saran AS, Tukar 800 Warga Palestina dengan 40 Sandera di Jalur Gaza
Beberapa negara Barat kini mulai mendorong solusi dua negara, yakni keberadaan Palestina sebagai negara berdaulat yang berdampingan dengan Israel.
Akan tetapi opsi ini masih ditolak oleh Tel Aviv. Menurut pandangan Netanyahu, Palestina tidak boleh menjadi negara yang merdeka seutuhnya dan hanya dapat berdiri dengan batasan-batasan tertentu.
Tel Aviv bahkan menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza meski Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan sebuah resolusi untuk hal itu.