TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin menuding kelompok Islam radikal mendalangi serangan di gedung konser Balai Kota Crocus Moskow pada Jumat (22/3/2023) kemarin.
Dilansir Ap News, dua hari setelah afiliasi ISIS di Afghanistan mengaku bertanggung jawab atas serangan gedung konser, Putin buka suara.
Ia juga menyatakan bahwa ada keterlibatan Ukraina di balik serangan teror itu, meski telah dibantah oleh pemerintahan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
"Kita tahu bahwa kejahatan tersebut dilakukan oleh kelompok Islam radikal, yang ideologinya diperjuangkan oleh dunia Islam selama berabad-abad," ucap Putin dalam pertemuan yang disiarkan televisi, dikutip dari Al Arabiya.
Putin melanjutkan kekejaman yang terjadi Jumat lalu, hanya sebuah rangkaian dari serentetan upaya teroris, yang telah meneror Rusia sejak 2014.
"Tentu saja, pertanyaan 'mengapa setelah melakukan kejahatan, para teroris mencoba kabur ke Ukraina?' Siapa yang menunggu mereka di sana?' pelu di jawab," lanjut Putin.
"Empat penyerang ditangkap ketika mereka mencoba melarikan diri ke Ukraina," kata Putin.
Para penyelidik belum menentukan siapa yang memerintahkan serangan tersebut.
Menanggapi serangan teror di Moskow, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis memiliki informasi intelijen yang menunjukkan “entitas ISIS” bertanggung jawab atas serangan itu.
Orang-orang bersenjata otomatis menyerbu Balai Kota Crocus saat konser band rock Picnic, mereka menyamar dengan mengenakan seragam kamuflase.
Penyerang memberondong peluru ke penonton konser, melempar granat, ledakan pun memicu kebakaran hingga merobohkan atap gedung.
Baca juga: Rusia Ragu ISIS Otaki Serangan Teror Gedung Konser Moskow, meski Sudah Dikonfirmasi AS
Sedikitnya 137 orang tewas dalam serangan teror ini.
Dikutip dari Al Jazeera, sebelumnya, Juru biara Kremlin, Dmitry Peskov menolak menyalahkan pihak mana pun, Senin (25/3/2024).
Ia juga mendesak wartawan untuk menunggu hasil penyelidikan pihak Rusia.
Peskov bahkan enggan mengomentari laporan yang menyebutkan bahwa Amerika Serikat (AS) pada 7 Maret 2023 kemarin sempat memperingatkan Moskow tentang kemungkinan serangan.
Ia acuh sebab menurutnya informasi intelijen semacam itu bersifat rahasia.
Setelah serangan teror, ISIS beberapa kali menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab.
Saluran media yang berafiliasi dengan ISIS telah menerbitkan video grafis dari orang-orang bersenjata di dalam tempat tersebut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)