Gustavo Petro, seorang politisi sayap kiri dan pendukung lama perjuangan Palestina, menggambarkan serangan militer Israel di Gaza sebagai genosida.
Pada Februari 2024, ia menangguhkan pembelian peralatan militer dari Israel, setelah pasukan Israel menembaki warga Palestina yang berkumpul di sekitar truk bantuan, dalam sebuah tragedi yang menewaskan lebih dari 100 orang.
Kementerian Luar Negeri Israel sebelumnya menangguhkan kerja sama pertahanan dengan Kolombia pada Oktober 2023, setelah Gustavo Petro tidak mengutuk serangan Hamas terhadap desa-desa di Israel selatan, dan malah membandingkan militer Israel dengan pasukan Nazi, dikutip dari Arab News.
Jumlah Korban
Agresi Israel masih berlanjut di Jalur Gaza, tercatat ada 32.414 kematian warga Palestina dan 74.787 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (27/3/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel