Polit Biro Hamas: Israel Karang Berita Tewasnya Komandan Al Qassam Buat Tutupi Krisis IDF
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Biro Politik Hamas, Izzat Al-Rishq, mengatakan Israel mengarang kabar tewasnya Marwan Issa, satu di antara komandan di sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.
Izzat Al-Rishq menegaskan, konfirmasi resmi terkait situasi apapun di gerakan pembebasan Palestina itu akan datang dari kepimpinan Brigade Al-Qassam, bukan dari pihak luar, apalagi Israel yang gemar menyebarkan propaganda.
Baca juga: Hamas Sambut Resolusi DK PBB: Siap Bebaskan Sandera dan Letakkan Senjata, Israel Marah-Marah ke AS
Al-Rishq juga menekankan kalau kabar Israel sukses menewaskan Marwan Issa dilakukan untuk menutupi krisis yang dihadapi pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Kabar itu juga untuk menutupi kegagalan tentara pendudukan Israel (IDF) dalam mencapai tujuan (perangnya),” kata dia dilansir Khaberni.
Baca juga: 6 Ribu Al-Qassam Sudah Gugur, Kalahkan Hamas dan Usir Hizbullah Masih Cuma Mimpi Bagi Israel
Nomor 1,2, dan 3 Masih Hidup
Sebelumnya Tentara Israel pada Selasa (26/3/2024) mengklaim kalau mereka telah membunuh Marwan Issa, orang kedua di Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, dalam serangan yang dilakukan dua minggu lalu, setelah adanya informasi yang bertentangan tentang pembunuhannya.
Sementara media Israel mengatakan pada 11 Maret kalau IDF sedang memeriksa ulang apakah Issa termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan yang dilakukan di kamp Nuseirat.
Adapun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengkonfirmasi dalam sebuah wawancara televisi pada hari yang sama kalau Israel telah melenyapkan orang nomor 4 di Hamas.
"Nomor 3, 2, dan 1 sedang dalam perjalanan," kata Netanyahu.
Dia berkata: “Mereka semua fana dan kami akan menjangkau mereka semua,” tanpa mengungkapkan siapa yang dimaksud dengan “No. 4”.
Wakil Muhammad Deif, komandan sayap militer Brigade Al-Qassam, Marwan Issa, berada di urutan teratas daftar orang yang dicari Israel, bersama sang komandan sayap militer, Muhammad Deif, dan pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.
(oln/khbrn/*)