TRIBUNNEWS.COM -- Terus diserang oleh pasukan Rusia, personel angkatan bersenjata Ukraina di garis depan dikabarkan dalam keadaan stagnan atau 'mentok'.
Pasukan Volodymyr Zelensky tak mampu bersaing dengan musuhnya karena persenjataan yang mereka miliki tidak memadai.
Penasihat utama Presiden Vladimir Zelensky Mikhail Podoliak mengatakan kondisi stagnasi telah terjadi karena karena negara-negara Barat gagal menyediakan peralatan militer yang cukup bagi Kiev.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-762: Zelensky Ikut Buka Puasa Bareng Tentara Muslim
"Tidak ada kemajuan besar bagi Ukraina karena tak memiliki persenjataan yang cukup. Butuh bantuan dari Barat sesegera mungkin untuk melakukan tindakan ofensif efektif yang akan melemahkan Rusia," kata Podoliak kepada NV Radio dikutip Kamis (28/3/2024).
Podoliak mengeluh bahwa Kiev tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menyerang Rusia.
“Secara umum, lambatnya pasokan sumber daya ke Ukraina, lambatnya pengambilan keputusan mengenai peralatan yang tepat, adanya stagnasi tertentu di garis depan,” katanya.
Sambil mengakui bahwa pasukan Kiev sepenuhnya dalam posisi bertahan di Donetsk, Lugansk, Rusia dan wilayah Zaporozhye.
Ia juga menjelaskan kalau sanksi Barat terhadap Rusia tidak mempan. Sanksi Uni Eropa tidak cukup kuat untuk mencekik industri militer Rusia.
Faktor lainnya, tambahnya, adalah kurangnya pasokan senjata dari Barat.
“Kita berbicara tentang drone, amunisi dan peningkatan investasi dalam produksi amunisi. Kami melihat semua ini berjalan lambat,” ujarnya.
Baca juga: Presiden Zelensky Jengkel Ukraina Diseret ke Kasus Terorisme di Moskow, Ini Ucapannya Pada Putin
Namun, ia mengatakan “stagnasi” tidak berarti “jalan buntu,” karena hal itu berarti “Ukraina tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam perang ini,” yang menurutnya tidak demikian.
TASS melaporkan, Rusia terus melakukan penyerangan terhadap Ukraina dengan mengerahkan segala senjata andalan seperti rudal hipersonik dan drone.
Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Vladimir Putin telah menghancurkan puluhan infrastruktur energi, sehingga menyebabkan sejumlah kota mengalami pemadaman.
Pasukan Rusia menghancurkan tempat perakitan dan penyimpanan UAV (kendaraan udara tak berawak) Ukraina selama sehari terakhir dalam operasi militer khusus di Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pada hari Rabu.
“Pesawat operasional-taktis, kendaraan udara tak berawak, pasukan rudal dan artileri dari kelompok pasukan Rusia menghancurkan fasilitas perakitan dan penyimpanan UAV serta menyerang tenaga kerja dan perangkat keras militer Ukraina di 136 wilayah,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.