News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Joe Biden: Negara-negara Arab Siap Akui Israel jika Palestina Merdeka

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS, Amerika Serikat dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. -- Joe Biden sebut negara-negara Arab siap normalisasi hubungan dengan Israel jika Palestina merdeka.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi, siap untuk sepenuhnya mengakui Israel dalam perjanjian di masa depan.

Joe Biden berharap hal itu dapat tercapai jika Israel dan Palestina menerapkan solusi dua negara setelah agresi Israel di Jalur Gaza selesai.

“Harus ada jalan yang mengarah pada solusi dua negara,” kata Joe Biden dalam kampanyenya di New York, Kamis (28/3/2024).

Menurutnya, solusi dua negara adalah solusi yang tepat untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah bagi Israel dan Palestina.

Pernyataan tersebut disampaikannya di depan kamera saat upacara yang dihadiri oleh mantan presiden AS, Barack Obama dan Bill Clinton.

Joe Biden mengaku sudah membicarakan hal ini dengan sejumlah negara Arab tentang kemungkinan normalisasi hubungan mereka dengan Israel.

“Saya telah bekerja sama dengan Saudi dan negara-negara Arab lainnya, termasuk Mesir, Yordania, dan Qatar, dan ada persiapan untuk itu, dan saya yakin ini adalah sesuatu yang bisa dilakukan,” katanya, dikutip dari Maan News.

Sebelumnya, Arab Saudi berulang kali menegaskan posisinya terhadap Israel terkait dengan solusi menyeluruh terhadap masalah Palestina dan pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sesuai perbatasan sebelum 5 Juni 1967.

Arab Saudi tidak mengakui Israel dan tidak bergabung dengan Perjanjian Ibrahim yang menjadi landasan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Maroko menormalisasi hubungan mereka dengan Israel.

Sementara itu, selama beberapa tahun terakhir, pemerintahan Joe Biden melakukan upaya keras untuk membujuk Arab Saudi agar menormalisasi hubungan dengan Israel.

Joe Biden Cari Aman

Baca juga: AS Ogah Penuhi Daftar Permintaan Senjata ke Israel: Kami Juga Butuh Berjaga-jaga

Dalam pidatonya, Joe Biden menekankan perlunya meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Palestina, di sisi lain AS juga masih memasok senjata ke Israel.

Hal ini terjadi ketika meningkatnya protes dari warga AS yang menuntut pemerintahnya untuk mendorong gencatan senjata di Jalur Gaza, di tengah ancaman menurunnya suara untuk Joe Biden pada pemilu presiden AS pada November mendatang.

"Lebih banyak makanan, obat-obatan, dan perbekalan harus dikirimkan ke Palestina,” ujar Joe Biden, Kamis, dikutip dari Alhurra.

Presiden AS yang merupakan sekutu utama Israel itu mengulangi pembelaannya terhadap agresi Israel dengan alasan mempertahankan diri dari gerakan Palestina, Hamas, di Jalur Gaza.

“Keberadaan Israel sedang dipertaruhkan… Kita tidak boleh melupakan hal itu,” katanya.

Di sisi lain, seolah AS peduli dengan kematian lebih dari 32.000 warga Palestina, Joe Biden mengatakan Israel harus lebih berhati-hati dalam melakukan serangan di Jalur Gaza.

"Namun kami menyerukan Israel untuk meningkatkan upayanya dalam melindungi warga sipil Palestina di Gaza," lanjutnya.

Meski AS berkata demikian, Israel masih menargetkan warga Palestina di Jalur Gaza yang meningkatkan jumlah korban jiwa dan terluka.

Jumlah Korban

Di tengah agresi Israel yang berlanjut, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 32.552 jiwa dan 74.980 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (29/3/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini