TRIBUNNEWS.COM – Israel kini bersiaga setelah menerima ancaman serangan balasan dari Iran.
Ancaman Iran itu muncul seusai Israel menyerang Gedung Konsulat Iran di Suriah dan menewaskan belasan orang, termasuk seorang jenderal Iran.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mencoba menenangkan warga Israel di tengah ancaman Iran.
Pada hari Kamis (4/4/2024), IDF menegaskan bahwa belum ada perubahan imbauan atau instruksi kepada warga sipil Israel.
Adapun warga Israel mulai memperlihatakan tanda-tanda bahwa mereka bersiap menghadapi serangan Iran.
Toko-toko di Israel mencatatkan, adanya lonjakan penjualan persediaan penting pada masa perang.
Militer Israel kemudian berusaha menenangkan warga Israel.
Dalam suatu rapat tertutup Kepala Direktorat Intelijen IDF Mayjen Aharon Haliva menyinggung situasi saat ini.
“Belum tentu hal terburuk telah berlalu, dan kita menghadapi hari yang rumit ke depan,” kata Haliva dikutip dari The Times of Israel.
Sementara itu, juru bicara IDF, Laksamana Daniel Hagari, berujar bahwa warga sipil Israel tak perlu “membeli genset, menyetok makanan, dan menarik uang dari ATM”.
“Perintah Komando Front Dalam Negeri tetap tidak berubah,” ujar Hagari di media sosial X.
Baca juga: Israel dan Iran Saling Ancam Lancarkan Serangan, Netanyahu Percaya Diri karena Didukung Amerika
“Seperti yang sudah kita lakukan hingga hari ini, kita akan segera memberi tahun setiap peribahan, dengan cara yang resmi dan tertib,” kata dia menambahkan.
Adapun mengenai pernyataan Haliva, Hagari mengklaim pernyataan itu tidak harus berkaitan dengan situasi Israel yang kini menghadapi ancaman Iran.
Ramai-ramai beli genset
Pada hari Kamis pekan ini sejumlah toko melaporkan adanya kenaikan penjualan secara drastis.
Barang-barang yang laris terjual di antaranya radio transistor dan generator listrik.
Rami Levi, warga Israel pemilik jaringan supermarket Rami Levi, mengatakan penjualan pada hari itu lebih tinggi daripada hari biasanya.
Namun, belum diketahui dengan pasti apakah kenaikan itu disebabkan oleh semakin dekatnya Paskah atau kepanikan karena situasi keamanan saat ini.
Meski demikian, pemilik itu mengklaim tidak ada lonjakan penjualan.
“Orang-orang bisa tenang. Tidak ada perkiraan kelangkaan,” kata dia.
Sementara itu, Eitan Yochananof yang menjadi pemilik jaringan toko Yochanov menyebutkan ada kenaikan penjualan air mineral hingga 300 persen.
Namun, dia juga mengklaim tidak ada kepanikan yang terjadi.
Baca juga: Takut Ancaman Besar Iran, Israel Dikabarkan Mulai Evakuasi Duta Besarnya di Seluruh Dunia
Adapun staf jaringan toko elektronik berujar bahwa tokonya telah menjual ribuan genset.
“Setiap kali kami membawa stok genset ke toko, genset itu segera ludes terjual,” kata staf itu.
Dia mengatakan warga Israel takut aliran listrik akan mati jika ada serangan rudal ke jaringan listrik.
Beberapa pemerintah kota di Israel pada hari Kamis sudah mengimbau warga untuk bersiap menghadapi situasi apa pun.
Federasi Otoritas Lokal di Israel menyebut, sudah mematangkan pembelian 600 walkie-talkie untuk kepentingan darurat.
“Saya minta semua warga di seluruh negara ini untuk emmatuhi perintah Komando Front Dalam Negeri dan pihak berwenang setempat, dan inilah bagaimana kita menangani situasi apa pun yang mungkin muncul,” kata Haim Bibas yang menjadi kepala federasi itu.
Sementara itu, militer Israel mengaku telah mengganggu sinyal GPS di Israel tengah sebagai upaya “untuk menetralkan beberapa ancaman”.
Banyak warga Israel bagian tengah yang mengaku kesulitan menggunakan layanan GPS.
“Kami sadar bahwa gangguan ini menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi hal itu penting dan dibutuhkan dalam kemampuan pertahanan kita,” kata Hagari.
IDF menyarankan warga Israel mengatur lokasi mereka secara manual di aplikasi Komando Front Dalam negeri agar bisa menerima peringatan adanya serangan roket.
Di tengah potensi serangan Iran, IDF juga memanggil para tentara cadangan untuk menguatkan pertahanan udara Israel.
Baca juga: Biden Akhirnya Serukan Gencatan Senjata kepada Netanyahu, Desak Israel untuk Lindungi Warga Sipil
Di samping itu, IDF memutuskan menangguhkan cuti bagi para tentara selama akhir pekan ini.
(Tribunnews/Febri)