TRIBUNNEWS.COM - Polisi Israel kembali menyerbu Masjid Al-Aqsa pada hari Sabtu (6/4/2024).
Saat ribuan jamaah hadir di Masjid Al-Aqsa untuk melaksanakan sholat Subuh, polisi Israel berusaha membubarkan mereka.
Unit polisi Israel mengklaim ribuan jamaah yang hadir di Masjid Al-Aqsa meneriaki dukungan terhadap warga Gaza, dikutip dari Al-Arabiya.
Tak terima dengan teriakan jamaah, polisi Israel kemudian menembakkan gas air mata kepada mereka.
Polisi Israel meminta mereka untuk membubarkan diri dari masjid Al-Aqsa.
Selain menembakkan gas air mata, polisi Israel juga menahan 16 warga Palestina.
Tindakan keji Israel tersebut mendapat kecaman dari Organisasi Kerjasama Islam.
Menurut mereka, apa yang dilakukan Israel terhadap jamaah Masjid Al-aqsa telah melanggar hukum Internasional.
"Serangan terang-terangan terhadap jamaah di Masjid Al-Aqsa, dengan menembakkan bom gas beracun dan gas air mata ke arah mereka di dalam halaman masjid, yang menyebabkan cedera dan penangkapan ratusan jamaah, yang melanggar semua norma dan hukum internasional. dan nilai-nilai kemanusiaan," kata organisasi tersebut, dikutip dari Arab News.
Pembatasan Jamaah Sholat Jumat
Sebelum kejadian di atas, pasukan Israel juga mencegah ribuan orang dari Tepi Barat memasuki kota Yerusalem yang diduduki untuk salat di masjid pada hari Jumat terakhir Ramadhan.
Pasukan Israel kembali memberlakukan pembatasan bagi para jamaah yang akan memasuki Masjid Al-Aqsa.
Baca juga: Zionis Tangkap 16 Jemaah Masjid Al-Aqsa saat Malam Lailatul Qadar
"Tentara menerapkan pembatasan masuknya jamaah ke Masjid Al-Aqsa, memeriksa identitas pemuda di pintu masuk Kota Tua dan pintu masjid, dan mencegah sejumlah dari mereka masuk,” kata badan tersebut.
Mereka juga menahan puluhan lansia yang akan menuju Masjid Al-Aqsa di pos pemeriksaan Qalandiya dan Betlehem.
Israel mengklaim para lansia ini tidak memiliki izin.
Pertempuran juga terjadi di kawasan Bab Al-Asbat antara tentara Israel dan warga Palestina yang sedang dalam perjalanan untuk salat.
Tiga pria Palestina ditahan oleh pasukan Israel dalam pertempuran ini.
Polisi Israel mengatakan 3.600 petugas dikerahkan di Yerusalem Timur pada hari Jumat di tengah ekspektasi bahwa puluhan ribu orang akan melakukan perjalanan ke Masjid Al-Aqsa untuk salat pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan.
Oleh karena itu, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) meminta komunitas internasional untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan mendesak Israel untuk menghentikan pelanggaran Israel terhdap para jamaah Palestina.
"Semua pelanggaran berulang terhadap kebebasan beribadah dan kesucian tempat-tempat suci di Yerusalem yang diduduki, dan menekankan perlunya melestarikan sejarah dan sejarah yang ada. status hukum di Masjid Al-Aqsa yang diberkati," tegas OKI.
Meskipun daerah tersebut sering menjadi lokasi bentrokan antara dua agama, jamaah Palestina mengatakan pemerintah Israel telah membatasi akses mereka ke al-Aqsa sejak dimulainya perang Israel melawan militan Hamas di Gaza pada 7 Oktober.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Masjid Al-Aqsa dan Konflik Palestina vs Israel