TRIBUNNEWS.COM -- Ada penemuan baru yang membuat Rusia semakin yakin pelaku teror di Balai Kota Crocus, Moskow, Rusia ada kaitannya dengan Ukraina.
Komite Investigasi Rusia mengatakan bahwa gambar pro-Ukraina ditemukan di telepon salah satu tersangka.
Namun para penyidik tidak mengungkap lebih lanjut mengenai gambar pro Ukraina tersebut. Mereka hanya mengatakan terus melakukan penyelidikan.
Sementara itu, pelaku penembakan di dijanjikan oleh pemimpinnya untuk kabur ke Ukraina dan upah besar telah menanti.
Salah satu terdakwa mengatakan ia dihubungi oleh Saifullo sebelum melakukan aksi teror tersebut.
Saifullo menjanjikan uang sebesar satu juta rubel atau sekitar Rp 160 juta, setelah melakukan aksi teror.
Video interogasi teroris oleh FSB Federasi Rusia ditayangkan di Channel One seperti diberitakan kantor berita TASS, Senin (8/4/2024).
“Saifullo menyuruh kami pergi ke Ukraina, ke Kiev. Mereka akan memberi kami satu juta rubel di sana,” kata salah satu terdakwa saat diinterogasi.
Terdakwa lain yang mengorganisir serangan teroris mengatakan tentang bantuan yang dijanjikan kepada mereka ketika melintasi perbatasan Ukraina.
“Kami pergi ke Kiev, di mana kami harus menunggu uang - masing-masing satu juta rubel. Saifullo mengatakan bahwa orang-orang akan menunggu kami di perbatasan Ukraina yang akan membantu kami melintasi perbatasan dan sampai ke Kiev. [Koordinator memberi tahu mereka]: "Hubungi saya, nanti saya akan beri tahu Anda apa yang harus dilakukan," katanya.
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengungkap ada dua rute pelarian yang akan dilalui oleh para terdakwa teror Balai Kota Crocus, Moskow yang menewaskan 145 orang.
Pihak berwenang saat ini sedang berupaya untuk mengetahui identitas sebenarnya Saifullo.
“Saifullo memberi tahu kami bahwa orang-orang akan menunggu kami di perbatasan Ukraina dan mereka akan membantu kami melintasi perbatasan dan tiba di Kiev,” kata tersangka Muhammadsobir Fayzov kepada interogatornya.
Menurut penyelidik, para tersangka mengambil jalan raya M3 yang mengarah ke perbatasan dengan Ukraina, namun akhirnya dicegat sekitar 140 kilometer (87 mil) dari wilayah Sumy di Ukraina.