TRIBUNNEWS.COM -- Serangan bertubi-tubi terus dilancarkan oleh Rusia di Kota Kharkiv atau Kharkov, Ukraina.
Berbagai jenis amunisi mengarah ke kota tersebut hingga warganya memilih untuk angkat kaki meninggalkan kota di selatan Ukraina itu.
Sementara sejumlah infrastruktur energi dihancurkan membuat warga Kharkiv tak mendapatkan listrik.
Baca juga: IAEA Teriak PLTN Zaporozhye Diserang Drone, Rusia-Ukraina Saling Tuding
Masifnya serangan tersebut membuat media The Economist menuding Rusia ingin membuat kota terbesar kedua di Ukraina itu menjadi "zona abu-abu" yang tidak dihuni oleh warga sipil.
Sebelum perang, Kharkiv dihuni oleh sekitar 2 juta orang, akan tetapi saat ini kota itu ditinggalkan sebagian besar warganya. Mereka memilih mengungsi ke luar negeri.
Kini hanya ada 300 ribu orang yang berani menghuni Kharkiv.
Meski dituding bakalan jadi wilayah kelabu, namun Ihor Terekhov, Walikota Kharkiv, membantah keras hipotesis tersebut.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan di sebuah lokasi rahasia di kawasan industri, Terekhov mengatakan penduduk kotanya tidak punya niat untuk menyerah.
"Bagaimana Anda bisa membuat kota seperti ini menjadi zona abu-abu? Orang-orang tidak akan pergi, karena mereka sudah pergi, lalu kembali. Mereka sudah cukup tersiksa," kata Terekhov dikutip dari Pravda.
Terekhov menyatakan bahwa cukup sulit untuk memasok listrik ke kota tanpa pembangkit listrik atau trafo yang berfungsi, namun mereka telah berhasil melakukannya.
Baca juga: Putin Sebut Rusia Tak akan Serang Anggota NATO, tapi Janji Bakal Tembak Jatuh Jet F-16 di Ukraina
“Jika saya memberi tahu Anda bagaimana kami melakukannya, itu juga akan menjadi sasaran,” tambahnya.
The Economist mencatat bahwa banyak masalah Kharkiv akan terpecahkan jika Barat menyediakan lebih banyak sistem pertahanan udara atau jet tempur F-16 yang dapat memukul mundur jet tempur Rusia yang membawa bom layang.
Ia menambahkan bahwa Rusia menghancurkan beberapa unit pertahanan udara Patriot yang dipasok Barat yang digunakan Ukraina untuk melindungi kota-kota seperti Kharkiv.
Niat sebenarnya dari Rusia masih belum jelas pada saat ini, meskipun ada tanda-tanda tertentu bahwa Rusia sedang mempersiapkan serangan besar-besaran di musim panas.