Para anggota poros ini, yang secara ideologis merupakan sekutu dan kelompok non-negara, telah menyerang Israel seperti yang telah mereka lakukan berulang kali sejak dimulainya perang di Gaza.
Kelompok payung angkatan bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengatakan pihaknya meluncurkan dua drone di kota pelabuhan Haifa pada Rabu dini hari.
Kelompok ini juga berada di balik puluhan serangan terhadap pasukan Amerika Serikat di Irak dan Suriah sejak konflik di Gaza pecah pada tanggal 7 Oktober, yang intensitasnya menurun secara signifikan setelah serangan pesawat tak berawak di Yordania yang menewaskan tiga tentara Amerika, namun tampaknya masih ada. secara bertahap meningkat lagi.
Hizbullah di Lebanon telah saling baku tembak dengan harian militer Israel sejak dimulainya perang di Gaza, dan Houthi di Yaman terus melancarkan serangan di Laut Merah.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengumumkan bahwa tujuh penasihat militer Iran telah tewas dalam serangan udara Israel di konsulat Teheran di Damaskus 1 April lalu.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa Teheran akan membuat Israel bertobat atas serangan tersebut, sementara Presiden Ebrahim Raisi bersumpah bahwa serangan tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja.
Israel sejauh ini belum membuat pernyataan mengenai tanggung jawab atas serangan udara tersebut.
Namun, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan kepada CNN bahwa, menurut data militer Israel, serangan tersebut tidak menargetkan konsulat Iran melainkan fasilitas militer IRGC, yang diklaimnya hanya disamarkan sebagai bangunan sipil.