TRIBUNNEWS.COM -- Permasalahan energi Ukraina semakin akut bahkan dianggap sudah masuk level darurat atau 'SOS', karenanya negeri itu minta negara Barat segera mengirimkan sistem pertahanan udara Patriot.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, Rusia makin gencar menghancurkan pembangkit listrik di seluruh kota hingga negaranya kini sangat kekurangan pasokan energi listrik.
Pada Rabu (10/4/2024), Rusia membombardir Pembangkit Listrik Tenaga Panas (TPP) Trypillia di dekat Kiev dengan berbagai rudal, terutama rudal balistik Khinzal, hingga TPP tersebut hancur berantakan dan sebagian operasinya dihentikan.
Baca juga: AS Mengirimkan Sejumlah Senjata Sitaan Iran ke Ukraina, Berusaha Mengobarkan Perang Melawan Rusia
Media-media Barat bahkan memberitakan kini pasokan energi di Ukraina tinggal 20 persen saja.
Diberitakan European Pravda, di sela-sela konsultasi pemerintah Ukraina dan Slowakia di Michalovce, Kuleba mengatakan bahwa sistem pertahanan yang memungkinan untuk melindungi pembangkit listrik di Ukraina adalah Patriot.
"Apa yang perlu didiskusikan? Semuanya sederhana: berikan kami sistem Patriot! Jika kami memiliki Patriot, kami tidak akan kehilangan semuanya hari ini," kata Kuleba.
Ia juga menyatakan bahwa Ukraina akan berkonsultasi dengan mitra asing mengenai "percepatan maksimum pasokan pertahanan udara."
Pada Kamis (11/4/2024), Presiden Volodymyr Zelenskyy usai KTT Tiga Laut di Vilnius
kembali menyerukan bantuan dalam memasok sistem pertahanan udara.
Butuh 25 Peluncur Rudal Patriot
Sementara itu juru bicara Angkatan Udara Ukraina Illia Yevlash menyebutkan negaranya membutuhkan setidaknya 25 peluncur rudal Patriot.
Ke-25 peluncur itu akan ditempatkan untuk melindungi kota-kota dari serangan pasukan Vladimir Putin.
"Kami kekurangan banyak aset lain yang dapat melindungi wilayah udara. Kami juga memerlukan sistem portabel yang digunakan oleh kelompok pemadam kebakaran bergerak,” kata Yevlash saat pengarahan di Pusat Media Ukraina-Ukrinform, Kamis (11/4/2024).
Baca juga: AS Mengirimkan Sejumlah Senjata Sitaan Iran ke Ukraina, Berusaha Mengobarkan Perang Melawan Rusia
Ukraina, jelasnya, saat ini sangat membutuhkan sistem pertahanan udara terpadu yang mencakup alutsista udara jarak pendek, menengah dan jauh dengan dukungan pesawat tempur.
Yevlash bilang jika berbicara tentang sistem kecil, maka yang dibutuhkan adalah sistem pertahanan udara yang sebagian besar dimiliki oleh Angkatan Darat, seperti Crotale, Avenger, Gepard, yang telah terbukti cukup efektif.
Ia menambahkan bahwa telah ada pembicaraan tentang transfer sistem Skynex atau disebut pesawat tempur drone.
"Ini adalah sistem jarak menengah seperti IRIS-T, NASAMS dan aset lainnya yang akan memungkinkan kita melindungi kota dan menghancurkan rudal dan drone. Dan ada sistem Patriot dan SAMP/T jarak jauh,” urainya.
Untuk serangan semalaman, menurutnya, musuh menggunakan hampir semua rudal yang ada, termasuk rudal udara-ke-udara Kh-59 dan rudal balistik Kh-47 Kinzhal.
Tadi malam, sembilan pembom strategis Tu-95MS mengudara. Mereka beroperasi dari Olenegorsk, lapangan terbang Olenya. Pasukan Vladimir Putin meluncurkan rudal Kh-101 dan Kh-555 di wilayah Saratov.
Jet tempur Rusia meluncurkan setidaknya 20 rudal. Pasukan antirudal Angkatan Udara Ukraina berhasil menjatuhkan 16 di antaranya.
Namun empat yang lain mencapai sasaran sehingga membuat kehancuran fasilitas energi Ukraina.
Ia bilang bahwa MiG-31K, pembawa rudal hipersonik Kh-47 Kinzhal, yang diakuinya mampu menghancurkan sasaran dengan dahsyat.
Yevlash mengakui Kiev belum dapat sepenuhnya memukul mundur serangan musuh seperti itu.
"Karena untuk ini kita memerlukan sistem yang telah terbukti efektivitasnya berkali-kali dan kita telah menggunakannya. Ini adalah sistem pertahanan udara Patriot. Kita membutuhkannya saat ini untuk melawan serangan gabungan semacam itu,” kata Yevlash.
Menurutnya, musuh juga menggunakan rudal udara Kh-59.
“Empat rudal jenis ini ditembakkan, dan pasukan pertahanan udara kami berhasil menjatuhkan dua di antaranya. Sebanyak 40 kendaraan udara tak berawak yang mengalihkan perhatian sementara sistem pertahanan udara S-300 dan S-400 melancarkan serangan yang kuat," kata Yevlash.
Laporan sebelumnya mengatakan bahwa unit pertahanan udara Ukraina menghancurkan 57 dari 82 drone dan rudal yang diluncurkan oleh pasukan Rusia pada akhir 10 April dan awal 11 April.
Serangan Bergelombang di Fasilitas Energi
Sementara itu Rusia mengakui telah melakukan serangan bergelombang terhadap fasilitas energi dan BBM Ukraina hampir di seluruh kota dengan senjata berpresisi tinggi.
Dikuti dari Russia Today, Kementerian Pertahanan Rusia menghancurkan fasilitas tersebut sebagai balasan atas tindakan musuhnya yang menyerang wilayah Rusia secara berulang.
Seorang pejabat Kemenhan Rusia mengatakan penembakan rudal-rudal berskala besar itu melibatkan kapal perang dan drone bunuh diri.
"Hal ini terjadi sebagai tanggapan terhadap upaya rezim Kiev untuk merusak industri minyak dan gas serta fasilitas energi Rusia,” kata pejabat tersebut.
Ia menambahkan bahwa target Moskow telah tercapai, sasaran berhasilditembak dan fasilitas telah terkena dampaknya.
Dalam pernyataan itu menyebutkan aksi ofensif Rusia telah mengganggu pekerjaan perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada pertahanan Ukraina, sekaligus menghambat pengiriman pasukan dan pasokan bahan bakar ke unit-unit garis depan Kiev.
Ukrenergo, operator jaringan listrik nasional, mengatakan serangan tersebut telah merusak fasilitas energi di wilayah Odessa, Kharkov, Zaporozhye, Lviv, dan Kiev. Ia menambahkan bahwa Wilayah Kharkov, yang berbatasan dengan Rusia, telah terkena dampak penutupan darurat.
Ibu Kota Ukraina, Kiev dan sekitarnya menjadi wilayah yang paling terdampak, dan operator energi lokal, Centerenergo, menggambarkan serangan tersebut sebagai “hari kelam” dalam sejarah perusahaan tersebut.
Disebutkan bahwa serangan tersebut telah “menghancurkan sepenuhnya” pembangkit listrik tenaga panas Tripolskaya, yang merupakan penghasil energi terbesar di wilayah Kiev, Cherkasskaya, dan Zhitomir.
Sistem Pertahanan Ukraina yang Sudah Rusak
Lembaga penelitian peraang asal Amerikat Serikat, Institut Studi Perang (ISW) menilai perlindungan udara Ukraina tak konsisten menyebabkan Rusia dengan mudah menghancurkan garis depan Ukraina.
Bahkan mereka mengandalkan bom seri FAB yang berpemandu namun tak terarah berhasil membombardir wilayah pertahanan pasukan Zelensky. Sistem pertahanan udara Ukraina pun tambah parah setelah dibombardir.
Pasukan darat Rusia memanfaatkan kemampuan mereka untuk melakukan serangan udara terhadap posisi garis depan Ukraina untuk perlahan namun pasti memperoleh keuntungan.
Sebagai contoh, armada Vladimir Putin berhasil mengambil alih kota Avdiivka dengan mengandalkan FAB-500 dan FAB-1500.
Bahkan ISW memperkirakan, tentara Rusia akan menggunakan taktik bumi hangus dalam penyerangan di Chasiv Yar menggunakan senjata yang sama yang harganya relatif lebih murah.
Serangan Rusia telah memaksa Ukraina untuk mengambil keputusan sulit antara menyediakan pertahanan udara untuk pusat-pusat populasi besar di bagian belakang dan daerah aktif di garis depan, dan Rusia tampaknya menggunakan pertahanan udara Ukraina yang sudah rusak untuk mencoba mengganggu jaringan energi Ukraina dan membatasi energi Ukraina. (Pravda/Ukrinform/Russia Today/TASS)