TRIBUNNEWS.COM, IRAN - Republik Islam Iran telah membuktikan ancamannya menyerang negara zionis Israel.
Pada Minggu (14/4/2024) dini hari, Iran menlancarkan serangan udara pertama ke wilayah Israel.
Ratusan rudal dan drone bersenjata diluncurkan menyerang sejumlah target di Israel.
Serangan itu dilancarkan hampir dua pekan setelah Israel menyerang konsulat Iran di Suriah dan menewaskan anggota dan jenderal Korps Garda Revolusi Iran.
Menurut pakar dari analis pertahanan Sibylline, Justin Crump, ide dari serangan Iran adalah membanjiri sistem pertahanan canggih Israel dengan drone murah agar rudal balistiknya yang canggih memiliki peluang lebih besar untuk mencapai sasaran mereka.
“Taktik Iran tampaknya mengambil pelajaran dari Ukraina, di mana drone yang sama telah digunakan dicampur dengan rudal jelajah dan balistik untuk melumpuhkan pertahanan udara,” katanya seperti dilansir BBC, Minggu.
Baca juga: 4 Kecanggihan Drone Iran Mohajer-10 yang Bisa Jangkau Israel
Pasukan Khusus
Setelah serangan udara, kini militer Israel bersiap menghadapi kemungkinan serangan langsung termasuk serangan darat dari Iran.
Jika hal ini terjadi maka pasukan khusus dan pasukan elite dari kedua negara, Iran dan Israel, kemungkinan besar akan diturunkan.
A. Pasukan Khusus Iran
Al Quds merupakan salah satu pasukan khusus Iran.
Pada 1 Apil 2024 lalu, komandan senior Pasukan Al Quds Iran, Brigjen Mohammad Reza Zahedi, dan wakilnya, Brigjen Mohammad Hadi Haji Rahimi, tewas dalam sebuah serangan udara yang dituding telah dilakukan Israel di Damaskus, Suriah.
Kematian dua orang itu dan lima orang lainnya yang juga perwira Pasukan Al Quds membuat Iran berang hingga menyerang Israel dini hari tadi.
Council on Foreign Relations (CFR) menulis bahwa Al-Quds merupakan bagian dari pasukan Islamic Revoluntionary Guard Corps (IRGC) atau Garda Revolusi Iran.