Israel Akan Dirikan 10 Ribu Tenda Buat Pengungsi Palestina dalam 2 Pekan Lalu Serbu Rafah
TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan akan mendirikan 10.000 tenda di dekat kota Rafah, selatan Jalur Gaza, dalam waktu dua minggu sebagai persiapan untuk invasi darat tentaranya (IDF) ke kota tersebut, media lokal melaporkan Senin (15/4/2024).
Saluran Kan Israel mengatakan, mereka memperoleh dokumen resmi yang menunjukkan bahwa “Israel akan mendirikan 10.000 tenda di luar Rafah selama dua minggu ke depan.”
“Saat ini ada 30.000 tenda tambahan yang sedang dibeli dan akan dipasang di area tersebut nanti,” tambah laporan tersebut.
Baca juga: Diguyur Serangan Iran, Netanyahu Putuskan Tunda Penyerbuan ke Rafah: Mau Balas Teheran dalam 48 Jam
Saluran tersebut juga mencatat atas rencana ini, hari H penyerbuan tentara IDF ke Rafah masih cukup lama.
“Berdasarkan jadwal [untuk mendirikan tenda-tenda ini], dapat dikatakan bahwa jalur untuk mengevakuasi warga dari Rafah masih panjang.”
Disebut-sebut, pendirian tenda-tenda ini sebagai bagian dari upaya Israel memenuhi permintaan Amerika Serikat (AS) yang menolak rencana penyerbuan darat Rafah sebelum adanya rencana yang jelas terkait evakuasi pengungsi dan warga sipil Palestina.
Meskipun semakin banyak peringatan internasional mengenai dampak buruk dari tindakan tersebut, termasuk dari AS, Israel bersikeras untuk menyerang Rafah.
Israel mengklaim kalau Rafah itu adalah “benteng terakhir Hamas”. Lebih dari 1,4 juta pengungsi Palestina berlindung di Rafah setelah diusir secara paksa dari rumah mereka di Gaza.
Baca juga: AS Kehilangan Kepercayaan ke Netanyahu, Urusi Warga Gaza Utara Saja Gagal, Bagaimana Serbu Rafah?
Berniat Kuasai Kembali Khan Yunis Setelah Serbu Rafah
Menteri kabinet perang Israel, Benny Gantz, memperbarui ancamannya bahwa tentara Israel akan menginvasi kota Rafah dan kemudian kembali ke Khan Yunis, selatan Jalur Gaza.
Ancaman itu menyusul desakan internasional tentang keputusan Israel untuk membatalkan operasi militer di Rafah, Jalur Gaza selatan.
Hal ini diungkapkan Benny Gantz saat konferensi pers yang diadakan di kota Sderot, Israel selatan.
“Kami akan memasuki Rafah dan kembali ke Khan Yunis, dan kami akan menjaga kebebasan melakukan tindakan operasional di Gaza," kata Benny Gantz, Rabu (10/4/2024), dikutip dari Radio Tentara Israel.
Ia menekankan, Israel tidak akan berhenti sebelum menyerang Rafah, yang disebutnya sebagai benteng terakhir Hamas di Jalur Gaza.